Penentuan Bilangan Iod dan Contohnya

0 Comment

Link

Bilangan iod atau juga diesebut angka iod adalah suatu ukuran untuk mengetahui jumlah ketidak jenuhan asam lemak dalam minyak. Penentuan Bilangan Iod dan Contohnya

Penentuan bilangan iod berfungsi menentukan kualitas minyak, minyak nabati sebagai bahan makanan umumnya memiliki bilangan iod yang besar namun memiliki ketahanan yang lemah terhadap oksidasi. Adanya ikatan rangkap dalam ketidak jenuhan asam lemak adalah faktor yang membuatnya menjadikan sebagai gugus yang dapat menerima electron. 

Baca Juga: Penentuan kadar Lemak dalam Makanann

Bilangan  iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa- senyawa iod. Trigeliserida dengan tingkat ketidak jenuhan tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar (Rahmani, 2008).

Semakin tinggi bilangan iodi artinya semakin banyak ikatan rangkap (C=C) asam lemak tersebut

Iodometri

Penentuan Bilangan iod didasarkan pada perinsip iodometri dengan larutan wijs dimana larutan wijs yang mengandung ICl akan mengadisi ikatan rangkap pada minyak, sisa ICl yang tidak mengadisi ikatan rangkap akan bereaksi dengan KI membentuk iod (Gustiani, 2008). Analisisi bilangan  iodin merupakan contoh iodometri. Reaksi kimia dengan metoe ini menghasilkan pembentukan  diiodo alkana (dua iod dalam rantai kimkia).

Awalnya adalah (RCH=CHR) merupakan contoh ikatan rangkap dalam asam lemak, dan setelah bereaksi dengan iod menghasilkan (RHCI-CHIR).

Metode penentuan bilangan iod

Berikut metode penentuan bilangan Iod, yaitu:

  • Larutkan Sebanyak 0,5 g sampel minyak dalam 10 mL kloroform.
  • Tambahkan 25 mL larutan Wijs (ICl) dan diam kan selama 30 menit.
  • Selanjunya tambahkan 10 mL larutan KI 15% dan kocok.
  • Titrasi larutan dengan Na2S2O3 0,1 N sampai larutan berwarna kuning muda pucat.
  • Tambahkan larutan 1 mL larutan kanji (larutan menjadi biru), dan titrasi kembali sampai warna biru hilang.

Angka iod adalah selisih antara jumlah titrasi sampel dengan jumlah titrasi blanko. (Mahsun, 2019)

Angka Iod = (B-A) x N x 12,69/ gr Minyak

Keterangan:

A  =jumlah mL tiosulfat yang untuk titrasi blanko

B  =jumlah mL tiosulfat yang dibutuhkan untuk titrasi sampel

N  =Normalitas larutan tiosulfat Berat ekivalen Iod
12,69 = Berat ekivalen iod/10

         = Mr  dari I2 adalah 127×2 = 253,8

          = Be I adalah 253,8/2 = 127 gr

          Maka

= 100 gram iod = 127/10 = 12,7

1/10 adalah factor konversi agar satuan menjadi gram iod/100 gram.

Contoh Penentuan bilangan iod

Jumlah titrasi (ml) yang dibutuhkan untuk titrasi blanko adalah 28.6 ml.

v mi Tanpa pemurnian 14,3 ml 

Bilangan Io   = (14,3 – 14,3-28,6) x 0,1 x 12,691/ 0,5gram

          = 36,296

Penejelasan penentuan bilangan iod

Minyak yang digunakan diketahui memiliki asam lemak tidak jenuh (C=C) bereaksi dengan larutan wijs yang memiliki senyawa iodin bereaksi membentuk (IC-CCl) atau pemutusan ikatan rangkap.

Larutan wijs adalah iod monoklorida yang telarut dalam asam asetat glacial, dalam penentuan bilangan iod mnoklorida akan bereaksi dengan ikatan rangkap asam lemak. sedangkan Larutan hanus adalah iodin monobromida
 

Pembuatan larutan wijs

I2 + ICl2 àß3ICl

Reaksi larutan wijs  dengan asam lemak tak jenuh (adisi)

C=C + 2ICL àßIC-CCl + ICl


Asumsi kita bahwa larutan wijs masih ada senyawa iodine yang tidak
terpakai untuk berekasi dengan asam lemak tidak jenuh, jadi untuk mngetahui berapa banyak larutan iodine yang kitagunakan untuk bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh  kita hanya perlu tau berapa sisa iodine dalam larutan wijs yang tidak di
gunakan.

Untuk mengetahui jumlah sisa dari iodine dalam larutan wijs yang tidak bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh maka kita reaksikan dengan larutan KI, reaksi antara KI dan Wijs (iodine yang tersisa) membentuk gas iodine (I2).

Reaksi kimia yang tejadi

ICl + KI àI2 + KCl

Adanya gas iodine ini dihitung sebagai jumlah dari larutan wijs yang tidak dipakai atau sisa. Logikanya kita tau jumlah total dari laurtan wijs kemudian kita ketahui sisanya, otomatis nantinya kita akan ketahui berapa iodine dalam rautan wijs yang pakai dalam reaksi adisi (pemutusan ikatan rangkap).

Gas iodine (I2) kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan asumsi bahwa jumlah natrium tiosulfat yang dipakai titrasi sebanding dengan gas iodine. Reaksi titrasi gas iodine dengan natrium tiosulfat

I2 + Na2S2O3 à2NaI + Na2S2O3

Sedangkan larutan amilum bertindak sebagai indicator warna untuk menentukan titik akhir titrasi.

Reaksi indicator

Amilum + 2I2 àAmilum-I2 (Biru) + H2O

Amilum-I2 + 2Na2S2O3 àAmilum-Na +I2

Setelah kita mengetahui sisa dari jumlah sisi Iodin dalam larutan wijs yang pakai pada reaksi adisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh. Maka tentukan dengan pasti berapa jumlah larutan wijs total yang kita gunakan, m titrasi belangko. Dengan perlakuan sama hanya tidak menggunakan sampel minyak (hanya memankan bahan).

Standar kualitas minyak dari bilangan Iod, Standar SNI minyak goring untuk bilangan iod adalah 45-46 g I2/100 gr (SNI, 1995)
Standar SNI Minyak Nabatis ebagai bahan bakar adalah Maks 115 (SNI, 2013).

Demikian cara Penentuan Bilangan Iod dan Contohnya. Semoga bermanfaat

Wikipedia.org

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar