Analisis Kadar Plankton di Perairan Tambak Budidaya

Mahsun saleh S.Si

0 Comment

Link

Ekosistem perairan, air laut, air tawar ataupun sistem tambak budidaya memiliki kunci kehidupan yaitu ketersediaan pakan alami. Dengan demikian, pakan alami memiliki peranan yang sangat penting untuk menyediakan sumber makanan bernutrisi tinggi yang secara kontinu memiliki 4 syarat yaitu dapat tersedia secara berkelanjutan, pakan yang sesuai dengan biota semenjak larva, memiliki pergerakan yang mampu memberikan ransangan bagi ikan untuk memangsanya, dan memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan cepat dalam waktu relatif singkat sehingga ketersediaannya dapat terjamin sepanjang waktu baik secara alami atau dari kultur. Dan pakan alami yang dimaksud adalah plankton.

Plankton adalah mikroorganisme berukuran 2 – 200 μm yang hidup melayang di perairan, bergerak sedikit dan lambat sehingga mudah terbawa arus, artinya plankton tidak memiliki kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya. Peranan penting Plankton dalam air secara, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan, sehingga plankton sering dijadikan indikator kualitas air atau kesuburan perairan dan parameter penting dalam tambak budidaya.

Berdasarkan jenisnya plankton dibedakan menjadi dua yaitu plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati (fitoplankton).

Fitoplankton merupakan plankton tumbuhan yang banyak ditemukan baik di air tawar dan air laut, tetapi karena ukurannya sangat kecil maka konsentrasinya bisa ribuan hingga jutaan sel/liter air. Fitoplankton memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan laut, menjadi sumber makanan (energi) utama dalam ekosistem perairan.

Zooplankton atau plankton hewani memiliki ukuran lebih besar dari fitoplankton. Zooplankton dapat menjadi pakan langsung bagi biota laut, ikan, udang terutama pada fase awal kehidupan (larva hingga post larva/benur). Zooplankton berdadarkan makanannyan dibedakan dalam dua jenis yaitu; zooplankton pemakan fitoplankton (konsumen I) dan zooplankton peamakan zooplankton yang lebih kecil (konsumen II dan III).

Analisis Plankton pada Tambak Budidaya udang
Dalam tambak budidaya tidak terfokus hanya pada satu jenis plankton saja yang bisa tumbuh, akan tetapi terdapat berbagai macam jenis plankton. Plankton tersebut dapat diklasifikasikan menjadi berbagai macam diantaranya sebagai berikut:

Ulan Ayudia Lestari

A. Green algae
Green algae (alga hijau) adalah kelompok alga dengan karakteristik zat warna hijau yang memiliki anggota sekitar 7.000 spesies. Namun spesies plankton green alga yang sering ditemukan dalam tambak budidaya udang, ada beberapa yaitu:

  • Chlamydomonas
  • Chlorella
  • Oocystis
  • Dictiospaerum
  • Tetraselmis
  • Trubaria
  • Ulotrix

B. Blue green algae
Blue green algae (BGA) adalah kelompok plankton yang masum dalam kelompok cyanophyta (ganggang lendir). Plankton dari kelompok ini memiliki morfologi warna biru, hijau dan hitam, hidup membentuk koloni (unicellular) dan filament (benang).

Jenis spesies plankton blue green alga yang sering ditemukan dalam tambak budidaya udang ada beberapa, yaitu:

  • Anabaena
  • Crococcus
  • Oschillatoria
  • Microcystis
  • Synecochystis
  • Synecoccus

Populasi BGA dalam jumlah besar atau blooming sangat berbahaya bagi kehidupan udang. Hal ini sering terjadi karena pengolahan tambak kurang baik khususnya dalam memperhatikan kualitas air. Akibatnya, transparansi air yang rendah menyebabkan DO atau kurangnya oksigen di tambak berkurang dan terjadi akumulasi senyawa beracun.

Blooming BGA harus cepat diatasi untuk mencegah kematian biota tambak. Adapun beberapa cara untuk mengatasi blooming BGA yaitu:

Memperbaiki dan menjaga kualitas air
Memanipulasi input nutrien ke dalam tambak, misal dengan mengurangi zat penyubur plankton
Melakukan pengadukan, agar BGA terganggu
Menaikkan salinitas, namun harus tetap dengan memperhatikan kisaran salinitas yang baik untuk udang
Mengendalikan kestabilan warna air

C. Dinoflagellata
Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang dapat bergerak, dengan ciri terdapat celah dan alur disebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel. Ciri khas dari Dinoflagellata ini adalah memiliki alat gerak berupa cambuk getar yang berfungsi juga sebagai alat indra yang mengandung reseptor untuk mengetahui keadaan lingkungannya, dan alat bantu untuk menangkap makanan.

Kelompok dinoflagellata memiliki sekitar 1.100 jenis, sebagian besar hidup di air laut dan beberapa jenis juga hidup di air tawar. Jenis spesies plankton Dinoflagellata yang sering ditemukan dalam tambak budidaya udang ada beberapa, yaitu:

  • Gymnodinium
  • Gyrodinium
  • Cryptomonas
  • Alexandrium
  • Peridinium
  • Prorocentrum
  • Protoperidinium.

D. Chrysophyta
Chrysophyta merupakan kelas plankton dari ganggang berwarna, memiliki warna keemasan karena mengandung pigmen atau zat warna karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil yang terdapat pada green alga.

Jenis spesies plankton Chrysophyta yang sering ditemukan dalam tambak budidaya udang ada beberapa, yaitu:

  • Streptotheca
  • Amphora
  • Monorapedium
  • Chaetoceros
  • Chyclotela
  • Coschinodiscus
  • Nitzschia

E. Zooplankton
Zooplankton adalaha mikroorganisme plankton hewani, yang dapat bergerak dan melayang di perairan.

Jenis spesies zooplabkton yang sering ditemukan dalam tambak budidaya udang ada beberapa, yaitu:

  • Euplotes
  • Branchionus
  • Mesodinium
  • Vorticela
  • Paramecium
  • Strombidinium

F. Euglenophyta
Euglenophyta adalah salah satu kelompok protista unik yang mirip tumbuhan dan hewan. Ia dapat berfotosintesis menghasilkan makanan sendiri karena dilengkapi zat hijau daun klorofil a dan b, serta karotenoid. Selain itu Euglenophyta memiliki flagel yang membuatnya dapat bergerak seperti hewan.

Jenis spesies yang sering ditemukan dalam budidaya udang pada tambak dalam klasifikasi Euglenophyta hanya ada satu spesies yaitu Euglena.

Metode analisis atau pengamatan plankton
Plankton merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Oleh sebab itu, untuk dapat melihat atau mengamati jenis plankton apa saja yang ada pada media (air) budidaya udang pada tambak maka diperlukan alat bantu berupa Haemocytometer dan mikroskop.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 
1. Siapkan sampel
Hal yang pertama dilakukan yakni menyiapkan sampel berupa air petakan menggunakan wadah kecil contohnya botol minuman Yakult (Gambar )

2. Pengambilan sampel
Setelah sampelnya sudah siap maka terlebih dahulu air sampel diaduk-aduk menggunakan pipet tetes, kemudian diteteskan pada bidang Haemocytometer secara perlahan dan diusahan jangan sampai ada gelembung. 

3. Pengamatan
Pengamatan populasi plankton yaitu meliputi pengamatan visual dan pengamatan kepadatan sel.

Pengamatan visual yaitu mengamati perubahan warna air. Contohnya jika warna air masih berwarna agak bening maka stok plankton masih dalam jumlah sedikit, sedangkan jika air sudah berwarna pekat maka stok plankton yang tumbuh sudah melimpah.

Akibat ledakan populasi plankton
Jika jumlah populasi plankton terlalu melimpah atau blooming fitoplankton dapat menimbulkan bahaya bagi ekosistem biota.
Red tide yaitu kondisi air laut yang berubah menjadi warna merah karena pertumbuhan abnormal dari alga merah (ledakan populasi) di suatu perairan.

Faktor yang menyebabkan ledakan populasi plankton (Blooming) adalah:
Pengkayaan unsur hara atau masuknya polutan berupa unsur fospat dan nitrogen dalam jumlah berlebihan ke perairan.

Metode Perhitungan populasi plankton
Perhitungan kepadatan populasi plankton air tambak biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu dengan menggunakan Haemocytometer. Metode Haemocytometer merupakan perhitungan sel yang praktis, dapat mengamati organisme yang berukuran kecil (<30 μm) pada bagian tengah slide memiliki tampilan “H” yang memisahkan dua ruang yang berwarna perak tipis yang telah memiliki ukiran grid sebanyak sembilan persegi. Haemocytometer ada yang memiliki kedalaman 0,1 mm maupun yang 0,2 mm dengan gird yang berbeda. Kedalaman yang paling umum digunakan yaitu 0,1 mm. setiap ruang memegang sembilan kotak besar 1 mm yang dipisahkan oleh putusan ganda atau tiga. Volume dalam sembilan kotak besar adalah 0,0009 mL, dengan 2 ruang memiliki 18 kotak dengan total volume 0,0018 mL.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengambil 1 ml sampel dengan menggunakan pipet tetes, kemudian diteteskan pada Haemocytometer dan ditutup dengan cover glass dengan perlahan jangan sampai ada gelembung udara kemudian dapat diamati langsung pada mikroskop dengan pembesaran 10x. Pada proses pengamatan luas bidang pandang yang diamati pada Haemocytometer dengan cara menyisir semua kotak Haemocytometer kemudian menghitung semua jenis plankton yang tercacah atau yang terlihat. Semua jenis plankton yang terlihat baik yang bergerak aktif maupun yang tidak, harus dihitung semua secara teliti dengan menggunakan Hand caunter.

Rumus sederhana menghitung jumlah plankton dalam air tambak udang 
Rumus yang dapat digunakan adalah Kepadatan sel
(sel/ml) N = n (jumlah plankton yang ditemukan) X 10⁴.

Contohnya jika ditemukan 1 jenis plankton seperti Chlorella sebanyak 28 sel pada kotak besar maka hasilnya tinggal dikali 10⁴, maka jenis plankton Chlorella pada kolam tersebut sebanyak 280.000 sel/mL.

Apabila ditemukan jenis plankton yang bergerak aktif seperti Euplotes, Gyrodinium dan sebagainya maka cara mudah menghitungnya yaitu dengan cara menghitung plankton yang terlintas atau yang saat itu dapat dilihat pada bidang pandang Haemocytometer tersebut.

Contohnya Euplotes yang memiliki ukuran yang lebih besar sehingga dapat mudah dikenali dan pergerakannya tidak terlalu cepat maka dihitung berapa kali jenis tersebut terlihat saat mengamati bidang pandang kotak besar pada Haemocytomete selama kurang lebih dalam waktu 30 detik, didapatkan jumlah Euplotes yang terlihat ada 5 sel maka hasilnya adalah 50.000 sel/mL Euplotes pada air kolam tersebut.

Penyusun:

Ulan ayudia lestari S.p 
(Analis plankton di laboraturium tambak udang)

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar