Gangguan Tidur pada Anak Meramalkan Masalah sosial 2 Tahun Kemudian

admin

0 Comment

Link

Tidur merupakan aktivitas yang mengambil separuh atau sepertiga dari jam harian kita. Ada banyak penelitian mengenai tidur dan hubungannya dengan kesehatan fisik dan mental, sehingga tidur mungkin tidak hanya sekedar jadi bagian dari siklus aktivitas harian, tetapi bisa jadi cetak biru, tanda dan ukuran kesehatan seseorang. Ada banyak manfaat positip dari kualitas tidur yang baik, sebaliknya banyak penyakit yang terkait dengan masalah tidur.

Pixabay

Menurut studi psikologi terbaru pada anak-anak dengan masalah tidur. Ketika anak-anak terlalu lelah, ekspresi wajah mereka dapat meramalkan masalah sosial bertahun-tahun kemudian.

Masalah tidur pada anak-anak secara rutin dikaitkan dengan kompetensi sosial yang lebih rendah dan lebih banyak masalah dalam hubungan teman sebaya, tetapi kami benar-benar tidak mengerti apa yang mendorong asosiasi ini, “lapor Alfano pemimpin penelitian Department of Psychology, University of Houston, Houston, TX, USA

Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian sebelumnya, Alfano berhipotesis bahwa jawabannya mungkin sebagian terletak pada cara wajah anak mengekspresikan emosi saat lelah.

Untuk menguji teori ini, Alfano dan rekannya memeriksa 37 anak berusia antara 7 dan 11 tahun selama dua penilaian emosional di laboratorium; dua kelompok anak yang terdiri dari satu kelompok anak cukup istirahat dan satu lagi setelah dua malam pembatasan tidur parsial. Selama penilaian ini, anak-anak melihat gambar positif (pikirkan anak kucing dan es krim) dan negatif (pikirkan ditembak dan anjing ganas) di layar komputer sementara kamera definisi tinggi merekam ekspresi wajah mereka. Orang tua peserta memberikan laporan tentang fungsi sosial anak mereka pada saat itu dan kira-kira dua tahun kemudian.

“Seperti yang kami duga, anak-anak yang menunjukkan ekspresi wajah yang kurang positif dalam menanggapi gambar yang menyenangkan saat dibatasi tidur dilaporkan memiliki lebih banyak masalah sosial dua tahun kemudian, bahkan ketika mengendalikan masalah sosial sebelumnya,” kata Alfano.

Meskipun hubungan bersamaan antara perubahan ekspresi wajah dan masalah sosial berdasarkan tidur tidak ditemukan, Alfano menunjukkan bahwa ini mungkin karena perbedaan perkembangan dalam perilaku sosial dan hubungan teman sebaya.

“Untuk anak-anak yang lebih kecil, perilaku yang lebih eksplisit seperti berbagi dan bergiliran mungkin lebih penting untuk persahabatan daripada ekspresi wajah yang halus. Namun, ekspresi emosional menjadi lebih penting seiring bertambahnya usia,” jelas Alfano. “Ekspresi wajah tidak hanya memberikan pemahaman kepada orang lain tentang perasaan Anda, tetapi juga diketahui memiliki efek menular pada perasaan orang lain.”

Hasil tersebut mendukung sejumlah penelitian yang menunjukkan kualitas tidur yang buruk pada masa kanak-kanak meramalkan masalah sosio-emosional di kemudian hari dan juga menunjukkan pentingnya studi yang mengeksplorasi bagaimana tidur memengaruhi berbagai aspek kesehatan mental dan kesejahteraan anak-anak. Ekspresi wajah, aspek sentral dari komunikasi sosial, adalah salah satu aspek emosi di mana kurang tidur memakan korban.

Jurnal Referensi:

  • Candice A. Alfano, Jinu Kim, Anthony B. Cifre, Cara A. Palmer. 2021. Children’s Emotional Expressivity After Sleep Restriction Forecasts Social Problems Years Later. Affective Science, 2021; DOI: 10.1007/s42761-021-00078-2

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar