DIAZINON , makalah lengkap beserta bahayanya

admin

1

Link
                                      
Diazinon merupkan bahan kimia dari golongan organofospat yaitu berasal dari asam posfat , efeknya hanya dengan kadar yang kecil dapat menyebabkan kematian . diazinon sering digunakan dalam bidang petanian sebagai insektisida , walaupun  penggunaannya sudah dilarang akan tetapi pemasaran secara ilegal masih terus berlanjut termasuk diindonesia.
PENDAHULUAN
Pestisida berasal dari kata (sida, cide = racun) sampai kini menjadi pilihan utama dalam pengendalian hama. Hama merupakan sebuab istiah penyakit atau gangguan terutama dalam bidang pertanian yang bisa berasal dari serangga, tungau, tumbuhan pengganggu dan lain – lain yang merugikan.
Di Indonesia pestisida paling banyak digunakan dalam bidang pertanian dengan tujuan dapat meningkatkan produksi pangan. Tingginya frekuensi hama fengan variasi penyakit yang ditimbulkan membuat petani semakin tidak bisa menghindari pestisida. Pestisida juga digunakan  dalam bidang kesehatan, Pengguaan pestisida dibidang kesehatan untuk mengendalian vektor penyakit dan pestisida sangat efektif diterapkan terutama jika populasi vektor penyakit sangat tinggi atau terkait kasus penyakit yang sangat menghawatirkan penyebarannya.

Ketergantungan petani dengan pestisida menjadi prinsip petani modern bahwa Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Pestisida secara umum dibagi menjadi bebrapa kelompok terkait jenis atau sifat organisme yang akan dikendalikan populasinya. Contohnya Insektisida untuk hama serangga , herbisida untuk gulma atau tumbuhan benalu , fungsida untuk jamur  dan nematosida digunakan untuk nematoda .

Dewasa ini penggunaan racun (pestisida) dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sudah biasa, baik dibidang pertanian maupun dalam kebutuhan rumah tangga. Namun tanpa dilupakan bahwa Disamping dampak positif yang dihasilkan, penggunaan racun serangga juga dapat memberikan dampak negatif, karena umumnya bahan dasar pestisida tersebut merupakan zat yang bersifat toksik pada mahluk hidup lainnya tertama bagi manusia.

Insektisida ( racun serangga)  dalam kehidupan sehari-hari dibagi menjadi 3 golongan, yaitu organofosfat, carbamat dan organoklorin.
1. Organofosfat

Organofosfat adalah insektisida yang berada pada level pertama  sebagai insektisida paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan memiliki banyak kasus keracunan pada manusia. Tertelan hanya dalam kadar sedikit saja dapat menyebabkan kematian. Organofosfat berasal dari asam fosfat (H3PO4). Pestisida golongan organofosfat merupakan golongan insektisida yang cukup besar, menggantikan kelompok chlorinated hydrocarbon yang mempunyai sifat:    

  •    Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap chlorinnated hydrocarbon
  •    Memiliki waktu paruh yang singkat sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dalam jangja waktu yang lama dan tidaj memberikan efek yang lama terhadap organisme non target
  •    Lebih toksik terhadap hewan-hewan bertulang belakang, jika dibandingkan dengan organoklorine.
  •    Mekanisme kerja yaitu dengan  menghambat fungsi enzym cholinesterase.

Beberapa insektisida organofosfat yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion, malation dan diazinon. Dan  komponen organofosfat yang paling banyak digunakanadalah Diazinon dan Malathion.
Diazinon merupakan insektisida yang digunakan untuk membasmi, atau mengendalikan hama-hama pertanian pada tanaman buah , padi , tebu , jagung ataupun tanaman hortikultura  dan terbilang sangat efektif . 
Insektisida berbahan aktif diazinon mempunyai beragam nama  dagang seperti : 

  • basazinon 45 EC, 
  • basminon 60 EC, 
  • basudin 60 EC, 
  • basudin 10 G, 
  • brantasan 450 EC, 
  • diazinon 60 EC, 
  • sidazinon 600 EC, 
  • dazzel, 
  • nucidol, 
  • agrostar 600 EC, 
  • gardentox, 
  • kayazol, 
  • knox out, 
  • spectracide dan 
  • prozinon 600 EC. 

Status keberadaan insektisida tersebut Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 1986, namun sampai tanggal 1 Mei tahun 1997, saat masa beredarnya habis, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 473/KPTS/TP.270/6/96,  

Namun insektisida tersebut masih beredar dan  digunakan secara ilegal  oleh petani. Hal ini terbukti hasil penelitian pada akhir 1997 (Ngabekti 1998) yang ternyata masih ditemukan residu diazinon pada sayuran kubis, selada dan tomat yang dipasarkan di Kota Semarang dengan residu 0.0069-0.0591 ppm. Insektisida golongan ini cukup stabil di lingkungan, sehingga mengakibatkan masalah kesehatan manusia dan lingkungan.

Insektisida ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit, saluran pencernaan dan saluran pernafasan, akan mengikat enzim kholinesterase. Fungsi dari enzim kholinesterase ini adalah mengatur bekerjanya saraf. Bila enzim yang berada dalam darah tersebut diikat, akan menimbulkan gejala-gejala yang secara nyata tampak pada sistem biologis yang dapat menyebabkan kesakitan (salah satunya kegagalan pernafasan akut) sampai kematian.

Tercatat kasus-kasus keracunan akibat insektisida sejumlah 500.000an pada tahun 1972, dan diperkirakan meningkat menjadi 25.000.000an pada awal 1990.Dan setiap tahunnya sekitar tiga ribu kasus yang merupakan kasus berat. Dari sejumlah kasus yg tercatat berkesimpulan  bahwa keracunan karena insektisida yang berakibat kematian lebih tinggi daripada kematian akibat penyakit infeksi pada negara-negara berkembang.

Mengingat luasnya penggunaan organofosfat golongan diazinon  di masyarakat dan cukup banyaknya kejadian keracunan baik karena penggunaannya dibidang pertanian maupun akibat penyalahgunaan (bunuh diri ataupun pembunuhan), maka perlu untuk menjabarkan secara lebih spesifik mengenai diazinon itu sendiri.

Untuk memahami lebih sfesifik tentang diazinon akan kami jabarkan dobawah ini , 

1. Definisi Diazinon

Diazinon merupakan salah satu komponen golongan organofosfat, yang merupakan suatu bahan kimia yang efektif digunakan untuk membasmi serangga, dengan mekanisme kerja menghambat enzim kolinesterase secara irreversibel, dimana enzim ini berfungsi dalam pemecahan asetilkolin yang bersifat merangsang saraf otot.

Diazinon merupakan insektiida yang sangat efektif digunakan secara luas dalam industri pertanian membunuh hama serangga bahkan mampu membasmi serangga yang tersembunyi dalam tanah . Diazinon  dalam rumah tangga  diazinon untuk membasmi kecoa, semut, kutu karpet, dan serangga pada hewan piaraan. Nama dagang dipasaran  untuk diazinon adalah Knox-Out, Dianon, atau Basudin.

Diazinon pertama kali diperkenalkan oleh ciba-geigy (1952) sekarang dikenal dengan nama Novartis yang merupakan nama sebuah perusahaa kimia di swiss.  Diazinon dengan istilah thiophosphoric acid ester . 

Diazinon memiliki rumus bangunan molekuler sebagai berikut :
200px-Diazinon-2D-skeletal
200px-Diazinon
(Gambar struktur Diazinon)
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Diazinon
Ø  Sifat fisika dari diazinon antaralain, yaitu :
1.      Rumusmolekul : C12H21N2O3PS
2.      Warna : tak berwarna sampai coklat
3.      Massa molekul relatif adalah 304,36 g/mol
4.      Massa jenis 1,116-1,118 g/L
5.      Mempunyai titik didih 120oC
6.      Tekanan uap 1,9x 10-2 mmHg pada 20oC
7.      Koefisien partisi oktanolair adalah 4
Ø  Sifatkimiadaridiazinonantaralain, yaitu :
1.      Diazinon merupakan racun yang tidak selektif.
2.      Degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan.
3.      Menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit.
4.      Diazinon lebih toksik terhadap manusia dari pada organokhlor.
5.      Kelarutan : eter, alkohol dan benzena.
6.      Sedikit larut dalam air (kirakira 0,04%).
7.      Kelarutan dalam air 40 μg ml-1 pada 25oC.
8.      Diazinon sangat sensitif terhadap oksidasi dan suhu tinggi, serta cepat terurai pada suhu di atas 100oC (Katzung,2002).

2.2 Proses ADME Diazinon
Pestisida dapat masuk melalui kulit, mulut dan pernafasan. Keracunan pestisida terjadi bila ada bahan pestisida yang mengenai dan/atau masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu. Keracunan akut atau kronik akibat kontak dengan pestisida dapat melalui mulut, penyerapan melalui kulit dan saluran pernafasan.Adapunjaluratau rutepemaparandiazinonsebagaiberikut :
1.    Dermal, absorpsi melalui kulit atau mata. Absorpsi akan berlangsung terus, selama pestisida masih ada di kulit.Melalui kulit, bahan racun dapat memasuki pori-pori atau terserap langsung ke dalam sistem tubuh, terutama bahan yang larut minyak (polar).
2.    Oral, absorpsi melalui mulut (tertelan) karena kecelakaan, kecerobohan atau sengaja (bunuh diri), akan mengakibatkan keracunan berat hingga kematian. Di USA yg paling sering terjadi karena pestisida dipindahkan ke wadah lain tanpa label.
3.    Inhalasi, melalui pernafasan, dapat menyebabkan kerusakan serius pada hidung, tenggorokan jika terhisap cukup banyak. Pestisida yg masuk secara inhalasi dapat berupa bubuk, droplet atau uap

2.3EfekYang Ditimbulkan oleh Diazinon
Secara umum, organofosfat merupakan insektisida yang paling toksik diantara pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia, dengan diazinon dan malathion merupakan komponen organophosphat yang paling banyak digunakan. Efek sistemik yang timbul pada manusia ataupun pada binatang percobaan yang terpapar, baik secara inhalasi, oral, ataupun melalui kulit, terutama disebabkan oleh penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) oleh Diazoxon, senyawa metabolit aktif dari diazinon.
Penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) terjadi pada hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap. Asetilkolin merupakan suatu neurotransmiter dari impuls saraf pada post-ganglionik, serabut saraf parasimpatik, saraf somatomotorik pada otot bergaris, serat saraf pre-ganglionik baik parasimpatis dan simpatis serta sinap-sinap tertentu pada susunan saraf. Secara normal, asetilkolin dilepaskan melalui perangsangan pada saraf, yang kemudian  akan diteruskan dari motor neuron ke otot volunter, misalkan pada bronkus atau jantung. Asetilkolin yang dilepaskan tersebut kemudian akan dihidrolisa menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim asetilkolinesterase.
Sebagai antikolinesterase organofosfat, diazinon menghambat AChE dengan membentuk kompleks fosforilasi yang stabil, sehingga tidak mampu memecah asetilkoline pada hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap, sehingga terjadi penumpukan asetilkoline pada reseptorm asetilkolin, yang menyebabkan terjadinya stimulasi yang berlebihan dan berkelanjutan pada serat-serta kolinergic pada parasimpatis postganglionik, hubungan neuromuskular pada otot skeletal, dan hiperpolarisasi dan desentisasi sel-sel pada sistem saraf pusat.
Reaksi-reaksi yang terjadi dapat digolongkan menjadi: 
1.    Perangsangan terhadap parasimpatik postganglionik, yang berefek pada beberapa organ, antara lain kontriksi pada pupil (miosis), perangsangan terhadap kelenjar (salivasi, lakrimasi, dan rhinitis), nausea, inkontinensia urin, muntah, nyeri perut, diare, bronkokontriksi, bronkospasme, peningkatan sekresi bronkus, vasodilatasi, bradikardia, dan hipotensi.
2.    Efek nicotinik, terjadi akibat penimbunan asetilkolin pada hubungan otot skeletal dan simpatism preganglionik. Gejal-gejala yang muncul seperti muscular fasciculations, kelemahan, midriasis, takikardia, dan hipertensi.
3.    Efek pada sistem saraf pusat  terjadi akibat penimbunan asetilkolin pada tingkat cortical, subcortical, dan spinal, terutama pada korteks serebral, hipocampus, dan sistem motorik ekstrapiramidal. Gejala-gejalanya seperti depresi pernafasan, cemas, insomnia, nyeri kepala, lemas, gangguan mental, gangguan konsentrasi, apatis, mengantuk, ataksia, tremor, konvulsi, dan koma.
4.    Hambatan aktivitas AChE berhubungan dengan stres oksidatif pada sel darah. Jika antioksidan dalam tubuh tidak mampu menangani radikal bebas yang terbentuk akibat terhambatnya AChE, radikal bebas ini akan merusak sel-sel, dan menyebabkan terjadinya stres oksidatif.
5.    Efek toxic Diazinon juga terjadi pada sel hati, dimana Diazinon juga meningkatkan pelepasan glukosa ke darah dengan jalan mengaktifkan glikogenolisis dan glukoneogenesis, sehingga menjadi predisposisi terjadinya Diabetes Mellitus.

Selain itu diazinon merupakan insektisida yang bekerja sebagai racun kontak, racun perut.
1.    Racun perut
Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit . Daya bunuhnya melalui perut.
2.    Racun kontak
Pestisida jenis racun kontak , membunuh hewan sasaran dengan masuk kedalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah, atau dengan melalui saluran nafas.

Tanda dan Gejala  Klinik

Diazinon diabsorbsi melalui cara yang bervariasi, baik melalui kulit yang terluka, mulut, dan saluran pencernaan serta saluran pernafasan. Melalui  saluran pernafasan gejala timbul dalam beberapa menit. Bila terhirup dalam konsentrasi kecil dapat hanya menimbulkan sesak nafas dan batuk. Melalui mulut atau kulit umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk menimbulkan tanda dan gejala. Pajanan yang terbatas dapat menyebabkan akibat terlokalisir. Penyerapan melalui kulit yang terluka dapat menimbulkan keringat yang berlebihan dan kedutan (kejang) otot pada daerah  yang terpajan saja. Pajanan pada mata dapat menimbulkan gajala berupa miosis atau pandangan kabur saja.

Keracunan diazinondapat menimbulkan variasi reaksi keracunan. Tanda dan gejala dihubungkan dengan hiperstimulasi asetilkolin yang persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat maupun perifer. Tanda dan gejala awal keracunan adalah stimulasi berlebihan kolinergik pada otot polos dan reseptor eksokrin muskarinik yang meliputi miosis, gangguan perkemihan, diare, defekasi, eksitasi, dan salivasi. 

Efekyang terutama pada sistem respirasi yaitu bronkokonstriksi dengan sesak nafas dan peningkatan sekresi bronkus. Dosis menengah sampai tinggi terutama terjadi stimulasi nikotinik pusat daripada efekmuskarinik (ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, kejang disusul paralisis, pernafasan Cheyne Stokes dan coma).Penumpukan asetilkolin pada susunan saraf pusat menyebabkan tegang, ansietas, insomnia, gelisah, sakit kepala, emosi tidak stabil, neurosis, mimpi buruk, apatis, bingung, tremor, kelemahan umum, ataxia, konvulsi, depresi pernafasan dan koma.
 Adapun gejala keracunan diazinon dibagi dalam 4 tahap yaitu
 :
1.    Gejala awal
Gejala awal akan timbul : mual/rasa penuh di perut, muntah, rasa lemas, sakit kepala dan gangguan penglihatan.
2.    Gejala Lanjutan
Gejala lanjutan yang ditimbulkan adalah keluar ludah yang berlebihan, pengeluaran lendir dari hidung (terutama pada keracunan melalui hidung), kejang usus dan diare, keringat berlebihan, air mata yang berlebihan, kelemahan yang disertai sesak nafas, akhirnya kelumpuhan otot rangka.
3.    Gejala Sentral
Gelaja sentral yan ditimbulkan adalah, sukar bicara, kebingungan, hilangnya reflek, kejang dan koma.
4.    Kematian
Apabila tidak segera di beri pertolongan berakibat kematian dikarenakankelumpuhan otot pernafasan.
Gejala-gejala tersebut akan muncul kurang dari 6 jam, bila lebih dari itumaka dipastikan penyebabnya bukan diazinon.
2.7    Sebab Kematian
Kematian akibat keracunan diazinon umumnya berupa kegagalan pernafasan. Hal ini disebabkan karena adanya oedem paru, bronkokonstriksi, kelumpuhan otot-otot pernafasan, kelumpuhan pusat pernafasan, peningkatan sekresi bronkus, dan depresi saraf pusat yang  kesemuanya itu akan meningkatkan kegagalan pernafasan. Aritmia jantung  seperti hearth block dan henti jantung lebih sedikit ditemukan  sebagai penyebab kematian.
Komplikasi keracunan selalu dihubungkan dengan neurotoksisitas lama dan organophosphorus-induced delayed neuropathy (OPIDN). Sindrom ini berkembang dalam 8 – 35 hari sesudah pajanan terhadap organofosfat. Gejala yang timbul berupa kelemahan progresif dimulai dari tungkai bawah bagian distal, kemudian berkembang kelemahan pada  jari dan kaki berupa foot drop.

Tags:

Share:

Related Post

Satu tanggapan untuk “DIAZINON , makalah lengkap beserta bahayanya”

  1. Avatar Unknown

    share daftar pustaka dong kak 🙂

Tinggalkan komentar