Temuan-temuan Arkaelogi Gua Pawon yang berlokasi di kawasan karst Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Barat, Jawa Barat, Mengungkap keberadaan dan kehidupan manusia purbakala yang disebut-sebut sebagai nenek moyang masyarakat Bandung atau manusia Bandung purba.
Ekskavasi arkeologi di Gua Pawon dimulai pada 2003, setelah sejumlah artefak dan fragmen tulang belakang manusia ditemukan di wilayah Cekungan Bandung. Di dalam goa tersebut, ditemukan fosil berupa tulang tengkorak, bagian rahang atas dan bawah, yang kemudian disebut Rangka I. Temuan itu menyemangati tim melakukan penggalian lebih dalam lagi
“Terdapat sisa tulang hewan mamalia, kera, reptil, aves, dan paling banyak babi hutan. Ternyata, manusia pawon di zaman mesolitik berburu dan mengumpulkan makanan,” kata Luthfi dalam seminar bertajuk ‘ yang Bercerita’ di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (30/11/2018).
Pertanyaan selanjutnya, apakah manusia purba Goa Pawon mengonsumsi makanan lain selain protein dari daging-dagingan?
Fahmi Oscandar dan Yuti Malinda, dua ahli Forensik Odontologi Fakultas kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, yang merupakan bagian dari peneliti meneliti sejumlah yang masih menempel atau bahkan yang sudah copot dari kerangka manusia Bandung purba melalui pemeriksaan klinis, radiologis dan miskrokopis.
Dari rangka yang didapat dengan menggunakan foto rontgen , Gigi manusia pawon sudah rata ,sudah terjadi artrisi. kelihatan tinggi mahkota gigi sudah pendek, mungkin disebabkan pola makan yang berbeda dengan pola makan sekarang . Di Goa Pawon sudah ditemukan api, tapi tidak digunakan untuk memasak, akibatnya makanannya lebih keras Sehingga dapat dipastikan manusia Goa Pawon belum mengenal teknik memasak makanan. kata Yuti Malinda.
Pemeriksaan terhadap gigi juga mengungkapkan fakta lain. Menurut Fahmi Oscandar, manusia Bandung purba ini juga mengonsumsi tumbuhan selain mengonsumsi daging sebagai makanan utama.
“Tapi makanannya mentah. Kita temukan ada serat tumbuhan dan serat karbohidrat utuh. Tapi seratnya ini belum pecah karena panas (dimasak),” ungkapnya.
Sc.Sains.kompas
Tinggalkan komentar