Kapuk randu  atau  kapuk  (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo  Malvales dan famili Malvaceae  (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah  Bombacaceae). Kapuk berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C. pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika. Ekstraksi Minyak Biji Kapuk Sokletasi
Kata “kapuk” atau “kapok” juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Pohon kapuk mudah tumbuh di daerah tropis dan tumbuh dengan baik pada ketinggian 100-800 m di atas permukaan laut, tahan terhadap kekurangan air, sehingga biasa tumbuh di tegalan, pematang sawah atau tepi jalan (Setiadi, 1983).
Baca juga: 4 Metode ekstraksi minyak nabati
Dari data dinas perkebunan pemprov NTB terdapat 4.707 Â Ha areal pengembangan kapuk sampai saat ini dengan jumlah produksi 1.413 ton serat bersih pertahunnya yang tersebar di wilayah NTB (Pemprov NTB, 2012).
Pohon kapuk dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 7-30 m, dengan bentuk batang yang silindris dan bercabang secara horizontal dengan daun yang jarang. Buah kapuk berbentuk lonjong dengan kulit yang keras dan berwarna hijau jika masih muda dan berwarna coklat jika telah tua.
Dari setiap buah kapuk yang masak berisi sekitar 35 % serat, 15 % teras dengan kulit buah dan 50 % biji kapuk yang beratanya antara 25-40 gram. Setiap pohon kapuk dapat menghasilkan antara 4000-5000 buah pertahun. Pohon kapuk dapat berproduksi terus menerus sampai umurnya mencapai 50-60 tahun (Sihombing, 1974).
Biji Kapuk
Biji kapuk merupakan hasil ikutan yang penting karena dua pertiga bagian berat buah kapuk adalah biji. Bentuk biji kapuk yaitu bulat, kecil-kecil berwarna hitam dibungkus oleh selapis serat berwarna putih yang merupakan dinding buah kapuk. Biji kapuk mengandung minyak, nitrogen, asam fosfat, air, abu, serat kasar, lemak, protein, dan karbohidrat. Dari biji kapuk dapat menghasilkan minyak sebanyak 24 – 40 % yang berwarna kekuning-kuningan dan hampir tidak ada rasanya (Sahirman, 2009).
Ekstraksi Minyak Biji Kapuk
Penelitian yang dilakukan oleh karina (2016) Ekstraksi minyak biji kapuk dilakukan denagn metode sokletasi dengan alat soklet. Prinsip kerja alat ini yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan benang. Pelarut dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga manguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan yang yang jatuh ke dalam klonsong mencari zat aktif di dalam di dalam simplisia. Jika pelarut telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler lalu menguap kembali, sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu (Sudarma, 2014).
Pelarut yang digunakan untuk mengekstrak minyak biji kapuk adalah n-heksana dikarenakan sifat non-polar dari n-heksana tersebut. Sehingga sangat baik sebagai pelarut minyak atau trigliserida yang juga bersifat non-polar. Untuk memisahkan minyak dari pelarutnya, selanjutnya menguapkan pelarut diuapkan menggunakan alat rotary evaporator, sehingga pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Adapun prinsip kerja rotary evaporator yaitu larutan hasil soklet dimasukkan ke dalam labu evap dipanaskan dan diputar untuk mempercepat proses penguapan, karena adanya penurunan tekanan maka suhu yang digunakan yaitu 40oC di bawah titik didih pelarutnya (Sudarma, 2014), Â titik didih n-heksana itu sendiri adalah 69oC. Minyak hasil dari ekstraksi sokletasi berwarna kuning sedikit bening yang merupakan warna khas dari minyak biji kapuk.
Dari tiga kali pengulangan proses ekstraksi minyak dengan metode sokletasi, kadar rata-rata adalah 31.05% dari berat biji kering halus seperti terlihat pada tabel .
Tabel . Kadar Rata-Rata Minyak Biji Kapuk Hasil Ekstraksi
Hasil persentase kadar minyak hasil ekstraksi sokletasi ini lebih tinggi namun tidak jauh berbeda dengan hasil studi sebelumnya, Hasanah (2016) yaitu 29,81% dengan metode yang sama. Dan hasil ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan hasil Gunawan, dkk (2014) yaitu 30,075%.
Minyak Biji Kapuk
Minyak biji kapuk mengandung trigliserida sebagai komponen utama penyusunnya, namun trigliserida dapat berwujud padat dan cair tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam tidak jenuh yaitu asam oleat, linoleat dan palmitat dengan titik cair yang rendah. Minyak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida yaitu: 1) lipid kompleks, 2) sterol, 3) asam lemak bebas, 4) lilin, 5) pigmen yang larut dalam lemak dan 6) hidrokarbon (Ketaren, 1986).
Beberapa keunggulan yang dimiliki minyak biji kapuk antara lain mudah didapat (masa panen biji kapuk adalah 6 bulan sekali), harganya relatif murah, kadara sam lemak tak jenuhnya relatif tinggi (71.95 %) (Sihombing, 1974). Terdapat beberapa asam lemak yang terkandung dalam minyak biji kapuk yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel . Kandungan Asam Lemak Minyak Biji Kapuk
Minyak biji kapuk memiliki sifat fisik dan kimia. Adapun sifat fisik dan kimia minyak biji kapuk sebagai berikut:
Tabel. sifat fisik dan kimia minyak biji kapuk
Dalam buah kapuk terdapt biji yang berwarna hitam. Kulit buah kapuk yang tebal dipecah dengan menggunakan pisau, kemudian biji kapuk dipisahkan dari serat buah kapuk yang berwarna putih. Biji kapuk kemudian dihaluskan dengan blender untuk memperbesar permukaan bidang sentuh pelarut agar diperoleh minyak yang lebih banyak saat diekstraksi. Untuk mengetahui berat rata-rata dari buah kapuk dan persentasi biji dari buah dilakuakn pengukuran dengan mengambil lima sampel dari buah kapuk yang digunakan. Berdasarkan pengukuran tersebut diperoleh persentase biji kapuk 28,872 %. Dan kadar air dari biji kapuk yaitu 1,47%. Adapun persen berat biji kapuk dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil perhitungan biji kapuk ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil Gunawan, dkk (2014) dimana persentase biji dari buah kapuk yaitu 35.02%. Hal ini disebabkan oleh lingkungan tempat tumbuhnya kapuk yang digunakan mempengaruhi kadar dan komposisi yang didapatkan.
Demikian ulasan review jurnal tentang Ekstraksi Minyak Biji Kapuk Sokletasi. Semoga bermanfaat!
Refrensi
Karina khairan usman . 2016 .sintesis alkilamida dari minyak biji kapuk dengan urea melalui reaksi enzimatis. Mataram : UNRAM
Tinggalkan komentar