Sampah adalah bahan sisa atau hasil samping dari industri produksi barang yang umumnya menjadi bahan buangan. Sekarang, sampah menjadi masalah global sebagai vektor banyak masalah, seperti; kesehatan, bencana alam dan pemanasan bumi. 3 Cara Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Zero Waste
Sampah telah menyebar pada sisi kehidupan di bumi, di air, maupun diudara. Faktanya sampah berakhir ke laut atau menumpuk didarat menjadi vektor penyakit, atau dibakar menjadi masalah udara dan kerusakan atmosfer bumi.
Ketika sampah berakhir di Air, itu akan menjadi pencemar yang mempengaruhi kualitas air dan banyak biota, yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan manusia. Studi yang dilakukan oleh University of California di laut Myanmar menemukan bahwa Laut dan Biota laut hampir sebagian besar telah terkontaminasi. Selain itu, Study oleh Royal Netherlands Institute for Sea Research, tentang keadaan hutan bakau di jawa, menemukan hutan bakau di pantai utara Jawa perlahan-lahan tercekik oleh sampah plastik.
Sumber Sampah Industri di Indonesia
Menurut Laporan dari Break Free From Plastic, sekutu, dan 11.184 sukarelawan yang melakukan 440 audit merek di 45 negara. Melaporkan daftar merk yang paling banyak menyumbag sampah di Indonesia.
Baca juga: Daftar Merk/perusahaan penyumbang Sampah Terbesar di Dunia
Tabel di bawah menampilkan brand atau merk dengan jumlah total sampah plastik yang tercatat di Indonesia dari 2019 – 2022.
Polluters | Recorded Plastics | % |
---|---|---|
Danone | 1,480 | 11.75 |
Wings | 1,289 | 10.23 |
Mayora Indah | 1,127 | 8.95 |
Indofood | 966 | 7.67 |
Unilever | 718 | 5.7 |
Polluters | Recorded Plastics | % |
---|---|---|
Danone | 2,472 | 13.37 |
Wings | 1,979 | 10.7 |
Mayora Indah | 1,160 | 6.27 |
Orang Tua | 1,084 | 5.86 |
Indofood | 950 | 5.14 |
Polluters | Recorded Plastics | % |
---|---|---|
Danone | 1,052 | 18.04 |
Wings Food | 552 | 9.47 |
Mayora Indah | 492 | 8.44 |
Sariguna Primatirta | 447 | 7.66 |
Indofood | 437 | 7.49 |
Bagiamana sampah menjadi penyebab Efek rumah kaca
Sampah yang menimbun di darat akan menciptakan lingkungan tidak sehat, yang pada gilirannyapun akan berimbas pada kesehatan manusia. Solusi lain pembakaran yang dianggap instan, tapi memberi efek pada tingkat global, apa yang kemudian disebut sebagai efek rumah kaca.
Efek rumah kaca yaitu ketika gas Metana dan lainnya bertindak sebagai selimut yang menyerap radiasi matahari dan menghalanginya keluar sehingga terjadilah pemanasan bumi. Dan sampah menyumbang sekitar 20% emisi gas metana yang berkontribusi besar dalam menghangatkan Bumi.
Cara Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Zero Waste
Berikut cara paling mendasar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan konsep zero waste.
1. Memberi Aturan
Bagian paling mendasar dari tujuan bebas sampah adalah memiliki aturan hukum yang mengikat. Faktanya, kesadaran akan lingkungan tanpa dukungan berupa aturan suatu Negara dalam upaya mengurangi emisi gas dari sampah, akan berjalan sangat lambat.
Alasan sederhananya adalah apa yang menjadi tujuan dari zero waste bertentangan dengn prinsip kehidupan saat ini, praktis dan instan.
Jika melihat data Brand merk penyumbang sampah terbesar di Indonesia di atas “Danone” misalnya, selama 3 tahun terakhir menjadi penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Data-data tersebut persentasenya bisa jadi akan semakin tinggi di masa depan, mengingat kebutuhan dan daya konsumtif yang semakin meningkat.
Selain industri dengan sampah non organik tersebut, aturan yang sama juga dilakukan di bidang pertanian, kehutanan atau sejnisnya yang menyumbang gas emisi dari limbah sampah organik.
Cara paling bijak dalam membuat aturan adalah untuk setiap pelaku usaha/industri/bidang terkait untuk ikut terlibat dalam investasi zero waste.
2. Mengurangi dengan Memberi Solusi
Mengurangi penggunaan sampah plastik adalah solusi awal dalam mengurangi sampah. Dan cara terbaik dalam mengurangi penggunaan sampah plastik adalah ”Alternatif pengganti”. Menurut kami, himbauan atau ajakan dalam zero waste tanpa memberikan solusi adalah percuma.
Gerakan zero waste “Mengurangi”, harus dimulai dari ritail, swalayan, mini atau supermarket. Beberapa waktu lalu pernah viral di media sosial bahwa di suatu daerah tidak boleh menggunakan plastik di supermarket, sontak ini menjadi bahan meme, ada yang belanja menggunakan karung, keranjang sampah atau lainnya.
Apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini, aturan tidak menggunakan sampah plastik adalah gagal, karena tidak ada solusi yang ditawarkan.
3. Pengolahan
Berikut tahap pengolahan sampah dan mengurangi emisi gas rumah kaca:
a. Pengumpulan
Proses pengumpulan sampah dapat dimulai dengan sistem multilavel, artinya pengumpulan sampah dapat dimulai dari setiap anggota masyarakat, lalu sampah dikumpulkan di tingkat kelurahan, tingkat kecamatan dan seterusnya.
Fakta lapangan saat ini, sistem pengumpulan masih tidak berjalan dengan baik, karena aturan yang dibuatpun tidak begitu kuat. Di Banyak daerah di Indonesia, banyak petugas pengambilan sampah mogok kerja, karena upah yang tidak memadai, atau unit operasi suatu wilayah tidak memadai dengan banyaknya sampah. Bahkan pada sistem paling bawah, angota masyarakat tidak memiliki unit pengumpul sampah (Bak sampah).
Slogan klasik “Buang sampah pada tempatnya” akan tetap menjadi misteri yang tampaknya sulit direalisasikan, jika tempat buang sampahpun tidakada.
b. Memilih dan Memilah
Pada tahap pengumpulan, selanjutnya dalah proses pemilihan dan pemilahan. Sampah harus dipilih berdasarkan jenisnya, mana yang akan berakhir ke sistem pengurai, daur ulang, atau pengomposan.
Seperti pada tahap pengumpulan, proses pemilihan juga bisa dimulai dari setiap anggota masyarakat yang memiliki dukungan unit pengumpul sampah. Masyarakat bisa mengumpulkan sampah berdasarkan jenisnya sehingga dipengumpulan akhir, proses pengolahan bisa berjalan dengan baik dan efisien.
c. Daur ulang
Sampah-sampah plastik yang sudah dipilah berdasarkan jenisnya, dapat diolah berdasarkan karakteristiknya. Sampah-sampah nonorganik yang bisa didaur ulang kembali, baik untuk pembuatan barang baru, misalnya planterbag, atau bak sampah, bahan bangunan atau lainnya.
d. Pengomposan
Bahan-bahan sampah organik, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui jalan pengomposan. Pupuk organik bisa menjadi solusi pertanian, apalai tren pertanian organik saat ini sedang naik. Bisa jadi di masa depan, dengan dukungan yang tepat, para petani bisa menjadi mandiri dalam penyediaan pupuk tanaman.
Pengomposan adalah solusi utama pembakaran limbah pertanian yang berkontribusi menyumbang gas rumah kaca.
Solusi Mutualisme
Pada akhirnya, sampah ini bisa jadi solusi bagi diri nya sendiri, solusi bagi lingkungan dan solusi bagi banyak bidang. Sampah yang kita anggap biang masalah, dengan pengolahan yang baik bisa membantu banyak masalah. Daur ulang sampah bisa menciptakan bak sampah, sehingga pemerintah tidak harus mengeluarkan anggaran setiap tahun, sampah bisa menciptakan produk bernilai eknomis, planterbag atau alat nilai guna lainnya. Sampah bisa jadi solusi pertanian yang masih bergantung dengan pupuk kimis subsidi.
Mungkin, apa yang kita pikirkan dari sampah sebaga biang dari masalah, zero waste yang tidak berjalan adalah tentang ambisi bukan misi. Kita selalu berpikir jauh tentang dunia yang akan runtuh dengan sampah dan melupakan sebagian besar dari kehidupan di dunia dibangun dengan sampah.
Demikian artikel tentang 3 Cara Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dengan Zero Waste. Semoga bermanfaat!
Refrensi
Does plastic waste kill mangroves? A field experiment to assess the impact of macro plastics on mangrove growth, stress response and survival. Science of The Total Environment, 2020; 143826 DOI: 10.1016/j.scitotenv.2020.143826
Predicted growth in plastic waste exceeds efforts to mitigate plastic pollution. Science, 2020 DOI: 10.1126/science.aba3656
Tinggalkan komentar