Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.) merupakan salah satu jenis tumbuhan dari suku Acanthaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat diberbagai belahan dunia termasuk di indonesia.
Menurut data spesimen di Herbarium Bogoriense di Bogor, sambiloto sudah ada di Indonesia sejak 1893. Tanaman ini didiga berasal dari India, yang digunakan untuk mengobati penyakit disentri, diare, atau malaria. Tanaman ini menyebar ke Asia sampai di Indonesia (Widyawati, 2007).
Ciri Marfologi Sambiloto:
Merupakan Tumbuhan semusim, tinggi 50-90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi merata, permukaan atas hijau daun, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm
Kandungan Senyawa Sambiloto
Sambiloto berasa sangat pahit, dingin, karena kandungan senyawa kimianya. Berikut senyawa kimia dalam tanaman sambiloto:
- Daun dan cabang-cabangnya mengandung lakton yang terdiri dari andrografolid, deoksiandrografolid (zat pahit), neoandrografolid, homoandrografolid dan 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid dan (Yuniarti, 2008). Flavonoid, tanin, alkana, keton, aldehid, mineral kalium (Yuniarti, 2008). Kadar tanin yang terdapat di dalam daun sebesar 2,5-4,8 % dari berat kering, merupakan salah satu zat aktif yang banyak mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik (Wijayakusuma dkk., 1994).
- Batang tumbuhan ini mengandung senyawa yang disebut andrographolid yang merupakan senyawa keton diterpena dan tanin
- Akarnya mengandung senyawa flavonoid, berdasarkan hasil isolasinya senyawa terbanyaknya yaitu polimetoksiflavon, panikulin, andrografin, mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4-dimetileter (Yuniarti, 2008).
Kandungan senyawa dalam tanaman sambiloto juga dipengaruhi oleh lingkungan, dimana Kadar andrographolide yang dihasilkan bervariasi berkisar antara 0,29-4,44% dengan kadar rata-rata adalah 2,19% berat kering. Misalnya; Kadar tertinggi didapatkan pada aksesi dari Desa Wonokaton Kabupaten Pasuruan dengan kadar andrographolide adalah 4,44% sedangkan kadar yang terendah didapatkan pada aksesi dari Desa Conggeang Kulon, Kab. Sumedang. (Juwartina, 2014)
Manfaat Sambiloto Bagi Kesehatan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memasukkan tanaman sambiloto sebagai tanaman unggulan yang dapat dikembangkan dalam industri obat fitofarmaka (Yusron 2000). Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional di Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia kering atau setara dengan 709,60 ton basah per tahun (Kemala et al. 2004).
Khasiat tanaman sambiloto yaitu sebagai obat amandel, obat batuk rejan, obat diabetes melitus, obat asam urat, obat hipertensi, stroke, hepatitis, TBC, flu babi dan flu burung (Nazaruddin, 2009). Andrographolide dalam sambiloto memiliki sifat sebagai anti malaria (Ratnani, dkk 2012).
Menurut Widyawati (2007), sambiloto (Andrographis paniculata Nees) bermanfaat sebagai antimalaria. Selain itu tanaman sambilito juga dapat digunakan sebagai pestisida alami bersama daun mimba untuk mencegah hama dan penyakit tanaman khususnya insekta.
Secara klinis andrographolide senyawa utama sambiloto terbukti dapat berpengaruh pada cardiovascular, hypoglycemic, hepatoprotective, psycho-phaemacological, immunostimulan, anti-fertilitas, antibakteri, antipiretik, antidiarrhoeal, anti-inflammatory, antimalaria, antivenom, antihepatotoxic (Zang et al. 2005; Rajagopal et al. 2003; Mishra et al. 2007; Mishra et al. 2009; Jarukamjorn dan Nemoto 2008).
Beberapa penelitian telah membuktikan daun sambiloto memiliki efek antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri (Cendranata, et al., 2011). ekstrak sambiloto dapat berpotensi sebagai desinfektan bakteri Leptospira sp. pada dosis minimal 1,56%.
Sambiloto mempunyai banyak khasian seperti antipiretik, antibiotik, antidiabetes, dan belakangan sebagai antikanker (Aminah, 2009) Sambiloto adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat anti diabetes mellitus.
Zat aktif seperti andrografolid, flavonood dan minyak atsiri dalam sambilito berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah, menghambat dan menghancurkan inti kanker, anti bakteri, anti racun, serta anti infeksi (Sudewo dalam Lukistyowati, 2012).
Sambiloto mengandung senyawa aktif deoxyandrographolide, andrographolide, 14-deoxy-11, neoandrographolide, 12- didehydroandrographolide, homoandrographolide, diterpenoid dan flavonoid. senyawa ini dapat berperan sebagai immunomodulator khususnya imunostimulan yang mampu meningkatkan kerja sistem imun, imunosupresor yang dapat menurunkan respon kekebalan tubuh saat sistem kekebalan tubuh melebihi kondisi normal dan menormalkan kembali kondisi tubuh meskipun terjadi infeksi (Priyani, 2020 dan Alkandahri, 2018).
Potensi Manfaat Sambiloto untuk Covid-19
Menurut Sudewo dalam Lukistyowati, (2012)Tanaman sambiloto dapat digunakan sebagai antibiotik untuk melawan serangan bakteri dan virus. Selain itu, sambiloto menjadi metode baru yang menjanjikan untuk pengobatan beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan kekebalan tubuh seperti HIV dan AIDS (Otake et al. 1995; Kumar et al. 2004).
Menurut alkandahri (2018) selain tanaman sambiloto sebagai stimulan kekebalan tubuh ia juga memiliki fungsi sebagai imunosupresor yang mengontrol aktivitas imun. Ini bisa jadi obat potensial terhadap penyakit yang menargetkan sistem imun seperti virus corona, covid-19 dan variannya.
Dari penelitian-penelitaian terkait tanaman sambiloto dan manfaatnya, meskipun tidak secara langsung dalam membunuh virus covid-19, tapi dapat membantu pencegahan dengan menguatkan sistem imun tubuh.
Kesimpulannya, ada 21 manfaat tanaman sambiloto untuk kesehatan
- Obat Asam Urat
- Obat Mandel
- Obat hipertensi/tekanan darah tinggi
- Obat hepatitis
- Obat Diabetes
- Obat Stroke
- Obat TBC
- Obat Flu Babi
- Obat Flu Burung
- Obat Cardiovaskular
- Antioksidan
- Antperetik
- Antiinflamasi
- Antivenom
- Antiinfeksi
- Antimikroba
- Antikanker
- Antiracun
- Antihepatoksik
- Antifertilitas
- Antidiare
- Antibiotik
- Munomodulator/imunostimulan
- Imunosupresor
- Menormalkan kondisi tubuh
- Mencegah penggumpalan darah dan
- HIV & AIDS
- Potensial sebagai obat terapi covid-19
Cara Membuat Ramuan Herbal Tanaman Sambiloto
Pemanfaatan Tanaman sambilito paling sederhana dapat dibuat menjadi Teh. Dari Hasil penelitian daun sambilito dikeringkan pada suhu 60°C untuk menghasilkan teh daun sambiloto dengan mutu terbaik dengan kadar air (8,16%), kadar abu (8,04%), aktivitas antioksidan (78,29%), kadar ekstrak larut dalam air (41,93%), nilai aroma daun sambiloto yang khas, rasa pahit dan warnanya yang kuning kecoklatan. (Wiriani, 2018)
Langkah-langkah membuat ramuan obat teh herbal daun sambilito
- Daun sambilito dipilih yang tua dan tidak cacat
- Daun sambilito di sortir/dibersihkan dari batang dan tangkainya serta dipisah dari daun yang tidak bagus
- Daun sambilito yang sudah disortis di layukan dibawah sinar matahari pada suhu 30⁰C selama 24 jam untuk mengurangi kadar air sehingga ketika dimasukkan ke oven.
- Daun sambiloto yang telah dilayukan dirajang kecil-kecil untuk mempercepat pengeringan.
- Setelah di rajang, daun sambilito di keringkan menggunakan Oven Dryer pada suhu 60°C selama 60 menit.
- Pembuatan teh, daun sambilito yang telah dikeringkan dapat diseduh sebanyak 3 g dengan air panas sebanyak 200 ml.
Efek samping dan Dosis Pengggunaan Tanaman sambiloto
Meskipun memiliki berbagai manfaat penggunaan sambiloto juga harus digunakan seperlunya. Sambilito memiliki sifat antifertilitas, Menurut Cahyawati (2021) dalam studi efek farmakologi, tanaman ini dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga dapat mengganggu kesuburan.
Selain itu tanaman sambilito juga dapat mencegah penggumpalan darah yang tidak baik dikonsumsi ketika pendarahan.
Tinggalkan komentar