Di pagi hari yang cerah ini saya akan coba memberikan beberapa tips memilih nilai kapasitor dan perancangannya.
Tips Perancangan: Nilai-nilai kapasitor
Kapasitor-kapasitor dibuat dengan suatu kisaran nilai yang mirip dengan kisaran-kisaran nilai resistor. Kapasitor memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi daripada resistor sehingga kita tidak perlu untuk membuat 24 buah nilai di dalam kisaran tersebut. Nilai-nilai kapasitansi di dalam kisaran ini adalah:
1,0 1,2 1,5 1,8 2,2 2,7
3,3 3,9 4,7 5,6 6,8 8,2
Nilai-nilai ini berulang kembali dengan kelipatan sepuluh.
Tips Perancangan: Menandai nilai kapasitansi
Nilai kapasitansi sering kali dicetak pada badan kapasitor. Akan tetapi tidak terdapat cukup ruang pada kapasitor-kapasitor berukuran kecil, nilai-nilai ini harus dikodekan. Kode yang digunakan terdiri dari tiga digit. Dua digit pertama kode adalah dua digit pertama dari nilai kapasitansi yang bersangkutan dalam satuan pikofarad (pF). Digit ketiga merupakan jumlah angka nol yang terdapat di belakang kedua digit pertama tadi.
contoh:
kode ‘223’ berarti bahwa ’22’ diikuti dengan tiga buah angka nol di belakangnya. Nilai ini adalah 22.000 pF, yang nilainya sama dengan 22 nF.
Toleransi dikodekan dengan sebuah huruf tambahan, sebagaimana pada kode cetak resistor (Lihat kembali tentang resistor).
Tips Perancangan: Memilih kapasitor
Untuk kebutuhan akan kapasitansi tinggi (1 mF atau lebih), gunakan kapasitor-kapasitor elektrolisis aluminium. Kapasitor-kapasitor ini dapat memiliki kawat-kawat sambungan radial atau aksial. Dengan kawat-kawat sambungan aksial, terdapat sebuah kawat sambungan pada tiap-tiap ujung badan kapasitor. Sambungan jenis ini akan sangat bermanfaat apabila anda hendak ‘melompati sebuah celah’ pada papan rangkaian. Pada kebanyakan kasus, terutama pada papan PCB (mengenai papan PCB, InsyaAllah nanti kita bahas lebih lanjut), Anda membutuhkan kawat-kawat sambungan radial (dimana kedua kawat sambungan berada pada satu ujung yang sama). Apabila ruang pada papan rangkaian tidak mencukupi, gunakan kapasitor-kapasitor butir tantalum, namun harganya memang lebih mahal.
Untuk kebutuhan kapasitansi menengah (10 nF samapi 1 uF), umumnya digunakan kapasitor-kapasitor poliester atau keramik (tidak cocok untuk rangkaian-rangkaian audio). Untuk stabilitas suhu yang baik, gunakan kapasitor-kapasitor polikarbonat.
Untuk kebutuhan kapasitansi rendah (di bawah 10 nF), gunakan kapasitor-kapasitor jenis polistiren atau keramik.Kapasitor-kapasitor memiliki tegangan kerja, yang pada umumnya dicetak pada badan kapasitor tersebut. Kapasitor akan hancur apabila nilai tegangan kerja ini dilampaui. Kapasitor-kapasitor poliester, polistiren, polikarbonat,dan keramik pada umumnya memiliki tegangan kerja sebesar 100 V atau lebih, sehingga Anda tidak akan menemukan banyak kesulitan dalam menggunakannya.Kapasitor-kapasitor jenis elektrolisis memiliki tegangan kerja lebih rendah. Apabila dianggap penting untuk mengurangi kebocoran arus, pilihlah kapasitor elektrolisis dengan tegangan kerja yang lebih tinggi daripada yang anda butuhkan (misalnya 63 V). Akan tetapi, kapasitor semacam ini lebih mahal dan lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki tegangan kerja yang lebih rendah (10 V atau 25 V). (Bishop, 2004:44)
Jenis-jenis kapasitor |
Ini sedikit mengenai pemilihan jenis-jenis kapasitor yang akan digunakan dalam sebuah rangkain. Pilih jenis kapasitor dan kapasitansi yang sesuai kebutuhan anda. Semoga postingan kali ini tentang Tips Memilih dan Merancang Kapasitor dapat memberikan pengetahuan tambahan dan bermanfaat bagi sobat saintist yang mau berkreasi.
Selamat holiday dan jaga kesehatan…
Wassalamu’alaikum Warahatullah…..
Tinggalkan komentar