Menggunakan sensor gerak, kamera menangkap macan tutul, serta antelop hutan, babun, dan mangsa macan tutul lainnya dalam film. Pengamatan kamera mengungkapkan perilaku macan tutul yang bertentangan dengan asumsi sebelumnya.
“Dulu, macan tutul dianggap paling aktif saat senja. Sangat mengejutkan, penelitian menunjukkan bahwa macan tutul berburu dan bergerak pada waktu yang sangat berbeda dalam satu hari tergantung pada apakah mereka betina atau jantan,” kata Rasmus W. Havmøller, peneliti utama studi ini yang terbit di jurnal zoology.
“Betina biasanya aktif dari awal hingga pagi berakhir (menjelang siang), dan sedikit sebelum matahari terbenam, sementara jantan hanya benar-benar bangun di malam hari.”
Ini adalah pertama kalinya perbedaan pola aktivitas antara macan tutul jantan dan betina dipelajari.
Tetapi peneliti dan semua pihak harus bertanggung jawab cepat. Populasi manusia yang tumbuh pesat di Afrika dan India adalah ancaman terbesar bagi hewan-hewan ini, yang dipaksa keluar dari habitatnya dan ditembak saat berada di dekat ternak.
“Secara global, keadaan menjadi sangat buruk bagi macan tutul, dengan penurunan tajam dalam populasi mereka selama 100 tahun terakhir. Selain itu, hewan-hewan ini tidak dipantau dengan baik atau karena ada fokus yang lebih besar pada spesies yang bahkan lebih terancam punah, termasuk singa, harimau, dan cheetah. Oleh karena itu, mungkin saja macan tutul di Udzungwa memberikan kesempatan terakhir untuk mempelajari makhluk-makhluk ini di lingkungan yang beragam, yang hanya sedikit terpengaruh oleh manusia, sebelum mereka menjadi sangat terancam punah “jelas Rasmus W. Havmøller.
“Fakta bahwa macan tutul betina aktif hingga pagi hari membuat mereka lebih rentan terhadap aktivitas manusia, karena pada saat itulah aktivitas manusiapun mulai. Selain itu kata peneliti Untuk melindungi sesuatu, kita perlu memiliki pengetahuan tentang hal itu, kami juga menemukan bahwa macan tutul dari hutan hujan tidak pindah ke daerah semi-kering atau ke sabana, atau sebaliknya. Aneh sekali. Mengapa mereka tidak pindah adalah pertanyaan besar berikutnya, “Havmøller.
Peneliti percaya bahwa hasilnya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan macan tutul liar – pemahaman yang dapat membantu mencegah kepunahan total mereka.
Jurnal Referensi:
- R. W. Havmøller, N. Scharff, N. S. Jacobsen, F. Rovero, F. Zimmermann. 2020. Assessing the activity pattern overlap among leopards ( Panthera pardus ), potential prey and competitors in a complex landscape in Tanzania. Journal of Zoology, 2020; 311 (3): 175 DOI: 10.1111/jzo.12774
Tinggalkan komentar