Malam sobat saintis yang semoga selalu dalam keadaan penuh rasa senang dan sehat tentunya. Malam ini saya mencoba untuk menyajikan cara mengukur dan membaca hasil pengukuran tegangan dan arus listrik dengan menggunakan multimeter analog. Sebelum melakukan pengukuran, tentunya harus kenal dulu bagian-bagian dari multimeter analog.
Sobat-sobat saintis bisa perhatikan gambar multimeter analog di bawah ini!!
Garis-garis skala dan angka pada layar multimeter menunjukkan hasil pembacaan dari nilai suatu pengukuran.
- Tulisan atau lambang omega (Ω) menunjukkan skala pembacaan hambatan. ketika kita mengukur hambatan suatu bahan (baik itu kawat atau resistor), maka kita bisa membaca di garis yang ditunjukkan oleh tanda ini.
- Tulisan DCV.A menunjukkan skala pembacaan nilai tegangan atau arus listrik, jika kita mengukur jatuh tegangan atau besar arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian, maka kita akan membaca nilai yaang ditunjukkan oleh tulisan ini.
- Di bawah tulisanDCV.A, ada tulisan kecil “hfe”, garis skala ini untuk membaca nilai hfe dari sebuah transistor, ini jarang digunakan.
Agar lebih jelas, kita mulai saja mencoba mengukur tegangan DC. Jika mengukur DC, pastikan probe merah ke positif rangkaian atau sering disebut Vcc dan probe merah ke bagian negatif rangkaian atau sering disebu Ground (GND). Sebelum mulai kita atur knop pemutar sesuai besar tegangan yang kita ukur, namun selalu pertama kali tempat ke nilai tertinggi, jika tidak terbaca maka turunkan, sampai jarum penunjuk bergerak dan bisa terbaca, perhatikan gambar di bawah!!
Di gambar selektor switch tersebut memperlihatkan nilai tertinggi tegangan yang dapat terukur adalah 1000 Volt, jika jarum penunjuk skala tidak bergerak, mungkin tegangan yang kita baca terlalu kecil, sehingga kita harus merubah selektor switch menjadi lebih kecil.
misalkan kita mengukur tegangan sebuah rangkaian, multimeter terlihat seperti gambar berikut:
maka kita bisa menghitung nilai tegangannya, pada gambar kanan di skala terbaca 2,65, skala tertinggi 10, dan gambar kiri selektor switch menunjukkan nilai 0,5, maka dapat kita hitung:
V=skala yang ditunjuk jarum penunjuk/skala terbesar X selektor switch.
V=2,65/10X0,5
V=0,1325 Volt
contoh yang lainnya:
skala terbaca pada gambar kanan adalah 4,8 (ingat!! baca skala yang ditunjuk oleh tulisan DCV.A), dan pada selektor switch nilainya 2,5, maka dapat kita hitung:
V=4,8/10 X 2,5
V=1,2 Volt.
Sudah jelas bukan???
Jika belum maka perhatikan sekali lagi:
pada selektor switch (kiri) nilainya 250, pada skala (kanan) terbaca 9,
maka dapat kita hitung:
V=9/10 X 250
V=225 Volt
Sekarang bagaimana??? Mudahkan mengukur tegangan dengan multimeter analog???
Jika masih bingung, pakai multimeter digital saja, caranya sama seperti multimeter analog, tapi tidak perlu kita baca skala kemudian kita kalkulasikan, cukup putar selektor switch mulai dari nilai tertinggi, jika belum bisa terbaca maka putar sampai nilai terkecil, kemudian tinggal dilihat nilai tegangannyadi LCD (tampilan multimeternya).
untuk mengukur arus DC dengan multimeter analog juga caranya sama, hanya saja posisi probenya berbeda pada saat ditempatkan pada rangkaian. perhatikan gambar berikut:
yang pertama cara mengukur tegangan, yang kedua cara menempatkan probe untuk mengukur arus listrik dan yang ketiga untuk mengukur nilai resistansi (hambatan) resistor. Untuk mengukur hambatan resistor ataupun kawat yang lainnya, tidak perlu disambungkan dengan rangkaian.
Saya rasa cukup jelas, jika kurang jelas bisa tanyakan lebih lanjut, oke!!!! selamat mencoba dan sampai bersua di tulisan berikutnya….
Tetap semangat dan……
Wassalamu’alaikum Warahmatullah…..
Tinggalkan komentar