Selain sebagai edible oil , minyak sawit juga dapat di konversi sebagai sustainable oil atau minyak nabati berkelanjutan dimana turunan- turunannya dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti , Bahan bakar , biodiesel , lubricant , cosmetic dan lain-lain .
Apakah minyak sawit merupakan edible oil terbesar didunia?
Menurut United States Departement of Agricultur (USDA) Komposisi konsumsi minyak sawit global meningkat dari 22% ke 39% pada tahun 2016 mengalahkan minyak kedelai yang menurun 55% ke 33%. Ini didasakan oleh perubahan selera konsumen masyarakat global dari dominasi minyak kedelai ke minyak sawit .
Namun disisi lain, area perkebunan minyak sawit masih berada pada posisi ke-5 ditahun 2016 dari minyak nabati lainnya dan kedalai masih berada pada peringkat pertama. diIndonesia luas area perkebunan kelapa sawit 11,4 juta hektar (GAPKI,2018) jika dibandingkan dengan Negara Negara penghasil minyak nabati kedelai seperti Brazil memiliki area perkebunan hingga 33,8 juta hektar , Amerika 33,6 juta hektar . Dampak kontribusi Deforestasi menurut The Impact of EU Consumption on Deforestation tahun 2013 , pertanian kacang kedelai mengambil 19% , jagung 11% dan sawit 8% .
Berbanding terbalik dengan nilai produktivitasnya dimana kedelai yang mengalami ekspansif area (tahun 2016), 121 juta hektar hanya menghasilkan minyak sebesar 53 juta ton atau hanya 33% dari poduksi 4 minyak nabati utama dunia . sedangkan minyak sawit dengan area tanam seluas 20 juta hektar dapat menghasilkan minyak sebesar 65 juta ton atau 40 % dari poduksi minyak nabati utama dunia .
Akibat perbeda an produktivitas minyak nabati tersebut membuat pangsa produksi minyak nabati mengalami perubahan terutama antara minyak kedelai dan minyak sawit .
Source : Indonesian Palm Oil Association
Tinggalkan komentar