apa kabar wahai sobat-sobat cerdas yang tetap semangat belajar dan terus mengasah pengetahuannya tentang dunia fisika dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Semoga kalian tetap sehat selalu dan pengetahuan semakin bertambah.
Kali ini kita akan berbicara tentang listrik statis dan arus listrik.
Apabila dua zat yang berbeda digosokkan (atau saling bergesekan) satu sama lain, Elektron-elektron akan berpindah dari satu zat ke zat lainnya. Salah satu zat akan menerima Elektron-elektron dan akan bermuatan negatif. Zat yang lainnya akan kehilangan Elektron-elektron dan menjadi bermuatan positif. akan tetapi hal ini hanya terjadi pada zat-zat tertentu saja, misalnya seperti polithene, asetat, wol, dan karet. Zat-zat yang lainnya juga bisa dijadikan bermuatan dengan cara seperti ini, yaitu antara lain kaca, keramik, nilon, kertas dan udara. Bahan-bahan semacam ini dikenal dengan isolator (atau penghambat). Elektron-elektron akan tinggal diam di tempatnya pada permukaan bahan dan tidak dapat bergerak. Isolator tidak mengizinkan muatan-muatan untuk mengalir di dalamnya. Kita menyebut muatan semacam ini sebagai muatan statis, yang artinya tinggal diam dan tidak bergerak.
Seseorang dapat menjadi bermuatan ketika berjalan di atas lantai berkarpet. Gesekan antara sol plastik sepatu orang tersebut dengan karpet (yang seringkali terbuat dari bahan nilon) menghasilkan muatan pada orang. Dalam keadaan lingkungan yang sangat kering, muatan pada orang tersebut dapat menjadi sangat besar. Orang tersebut dapat merasakan sensasi yang menggelitik, mendengar bunyi-bunyi letupan kecil atau bahkan melihat sepercik api, ketika ia menyentuh sebuah objek logam yang ditanahkan, seperti misalnya sebuah pegangan pintu.
Demikian pula, sekedar duduk dan bekerja di depan meja dapat membangkitkan muatan listrik pada tubuh seseorang karena pakaian-pakaian dari bahan wol, nilon, atau poliester yang dikenakan orang tersebut bergesekan satu sama laiannya. Para perakit atau yang sering bekerja dengan elektronik harus berhati-hati dan menghindari hal ini karena muatan-muatan yang mereka bawa di tubuh mereka dapat merusak komponen-komponen elektronik yang sangat halus ketika mereka menyentuhnya.
(Bishop:2004:4)
PETIR
Berkaitan dengan pembahasan kita kali ini, sedikit kita ingin tahu sebab-sebab terjadinya petir. Kita mungkin sering mendengar suara petir ketika awan mendung atau cuaca sedang tidak baik. Partikel-partikel kecil di dalam sebuah awan saling berbenturan satu sama lain. Diperkirakan bahwa partikel-partikel yang berukuran lebih besar menerima Elektron-elektron dan menjadi bermuatan negatif.. Partikel-partikel yang lebih kecil kehilangan elektron sehingga menjadi bermuatan positif. Pergerakan awan cenderung menata partikel-partikel tersebut sesuai dengan ukurannya. Bagian atas awan memiliki muatan positif dan bagian bawahnya memiliki muatan negatif. Muatan-muatan berkumpul semakin banyak sehingga terjadi gaya tarik-menarik antara Elektron-elektron dengan muatan positif terdekat. Kilat atau sambarane petir timbul akibat Elektron-elektron yang bergerak melintasi celah pemisah antara bagian bermuatan positif dengan bagian bermuatan negatif. Udara disekitar kilatan tersebut menjadi sedemikian panasnya, sehingga menimbulkan gelombang suara yang sangat kuat yang kita dengar sebagai gemuruh petir. Sebagian besar sambaran petir terjadi di dalam sebuah awan dan di dalam beberapa kasus lain terjadi di antara salah satu awan dengan awan tetangga terdekatnya. Sambaran petir semacam ini tidak menimbulkan kerusakan apapun, kecuali mungkin pada pesawat terbang yang melintasi awan tersebut. Sambaran petir yang paling berbahaya adalah yang terjadi di antara sebuah awan dengan daerah yang bermuatan di permukaan bumi.
KONDUKTOR
Sebelumnya kita kenal bahwa isolator tidak mengizinkan muatan-muatan untuk mengalir di dalamnya. Kita menyebut muatan semacam ini sebagai muatan statis, yang artinya tinggal diam dan tidak bergerak. Sedangkan bahan-bahan yang mengizinkan muatan-muatan untuk mengalir melewatinya, bahan semacam ini kita kenal dengan bahan konduktor atau penghantar.
Salah satu bahan konduktor yang paling dikenal dan sering digunakan adalah tembaga. Tembaga menghantarkan arus listrik dengan baik karena Elektron-elektron dari atomnya dapat melepaskan diri dengan mudah dari ikatan atom-atom tersebut. Di dalam logam tembaga, atom-atom tersusun dalam bentuk baris-baris dan kolom-kolom beraturan yang disebut sebagai kisi-kisi atom(lattice). Elektron-elektron yang telah melepaskan diri dari atom-atom dapat bergerak bebas di ruang-ruang yang terdapat di antara atom-atom tembaga.
Apabila kita menyambungkan sebuah baterai ke ujung-ujung sebuah lempengan tembaga, terminal negatif baterai akan memberikan Elektron-elektron ke salah satu ujung lempengan tembaga, sedangkan terminal positif baterai akan menerima Elektron-elektron dari ujung lempengan yang berlawanan. Elektron-elektron akan tertarik oleh muatan-muatan positif (yang berlawanan dengan muatannya). Aliran Elektron-elektron di sepanjang lempengan tembaga disebut sebagai arus listrik. Aliran ini bergerak dari negatif ke positif.
(Bishop, 2004:5)
Selain bahan Isolator dan Koduktor, kita juga mengenal yang namanya bahan semikonduktor. Beberapa bahan, seperti germanium dan silikon dapat bertingkah laku kadang-kadang sebagai konduktor dan kadang-kadang sebagai isolator. Bahan-bahan seperti inilah yang kita sebut sebagai bahan semikonduktor. Untuk lebih jauh mengenai bahan semikonduktor, jenis-jenisnya dan kegunaannya, kita akan bahas di pembahasan yang lainnya. InsyaAllah.!!!
Sekian dulu ya sobat fisika,, semoga menambah wawasan kita,, selamat beraktivitas… dan brafo fisika!!!!
Wassalamu’alaikum Warahmatullah…
Tinggalkan komentar