Bermain dengan boneka, menyisiri rambutnya, mengenakan pakaiannya adalah sesuatu yang lumrah bagi anak gadis, mereka menganggapnya sebagai teman, mengidolakannya dan berharap tumbuh bersama. Ketika anak memasuki usia remaja, mereka lebih cendrung mewujudkan hal-hal yang mereka sukai seperti boneka tampil dalam dirinya, berharap memiliki tumbuh ramping, rambut panjang dan cantik dan tak jarang kecintaannya bisa terwujud dalam costplay. Bukan berarti seharusnya mereka tidak menyukai boneka, bahkan kadang menjadi sesuatu yang so sweet jika teman dekatnya memberikannya boneka, tapi pemahamannya tidak lagi karena nilai intrinsiknya tapi lebih pada nilai history atau daya gunanya.
Bahkan jika sesorang menyukai boneka sampai tua sekalipun tidakada masalah, setiap orang memiliki kecintaan terhadap sesuatu, sama seperti sesorang yang mengoleksi potongan kertas kecil prangko, atau seorang pria mengoleksi mobil-mobilan atau action figure, seperti anda yang mungkin mengoleksi lusinan sepatu dan tas mahal yang padahal anda tidak bisa menggunakannya semuanya, normal menurut anda, tapi barangkali tidak bagi orang lain.
Point pentingnya adalah ketika kita menyadari bahwa benda yang kita sukai adalah sebuah benda, yang kita rawat dan bersihkan adalah sebuah benda, menganai alasan kecintaan entah alasan nilai intrinsiknya mahal, ekstrinsiknya bernilai sejarah, atau tujuan lain adalah urusan anda. Ini adalah life style.
Tapi ketika suatu itu akhirnya merubah pandangan dan perspektiv anda pada sesuatu yang tidak logis secara umum, kita menganggap sebuah boneka sebagai sesuatu yang hidup, yang harus dinafkahi yang harus dinyanyikan sebelum tidur, rutin di pijit dan SPA layaknya seorang bayi, anggapan supranatural dan tanpa dasar paksaan dan kebohongan, ini adalah sebuah masalah psikis.
Ada beberapa masalah psikis yang terkait tentang masalah ini
Delusional Misidentification adalah istilah luas untuk sekelompok Gangguan Delusi yang melibatkan keyakinan bahwa identitas seseorang, objek atau tempat entah bagaimana telah berubah atau telah diubah. Istilah ‘Sindrom Misidentifikasi Delusi’ (DMS) pertama kali digunakan oleh Christodoulou. Itu bisa terjadi dalam berbagai kondisi. Skizofrenia, gangguan mood, intoksikasi obat, infeksi, endokrin epilepsi, demensia, delirium, dan cedera kepala.
Sindrom pendamping delusi (Delusional companion syndrome) dianggap sebagai neuropatologi diri, khususnya sindrom misidentifikasi delusi. Individu yang terpengaruh percaya bahwa objek tak hidup tertentu memiliki kesadaran dan dapat berpikir secara mandiri serta merasakan emosi. Sindrom ini paling sering diidentifikasi pada pasien yang menderita kerusakan otak akibat trauma fisik, degenerasi saraf atau abnormalitas perkembangan.
Sindrom delusi misidentifation adalah fenomena psikopatologis langka yang mungkin terjadi dalam konteks skizofrenia atau penyakit afektif atau organik seperti penyakit Alzheimer (AD. Dalam perjalanannya telah dikaitkan dengan disfungsi otak sisi kanan. Alasan untuk asosiasi ini dapat diklarifikasi dengan menyelidiki kontribusi faktor neurobiologis, kognitif, dan emosional terhadap jenis kesalahan identifikasi yang berbeda.
Studi ini melaporkan kasus tiga pasien dengan AD yang menunjukkan misidentifikasi delusi baru di mana objek dengan asosiasi yang secara intrinsik menghibur, mainan lunak, dialami sebagai makhluk hidup dan memicu perilaku terkait. Investigasi termasuk pengukuran aliran darah otak regional (rCBF) dengan HMPAO SPECT dan penilaian klinis dan neuropsikologis yang komprehensif.
Hasil studi menunjukan: Ketiga pasien menunjukkan pola rCBF yang khas dengan disfungsi yang berpusat di area parietal kanan dan defisit pemrosesan visuospasial dan visuoperseptif yang parah, dengan kemampuan memori dan bahasa yang relatif terjaga.
Kesimpulan: Temuan ini mendukung hipotesis bahwa jenis delusi misidentifikasi ini dapat difasilitasi oleh disfungsi otak regional sisi kanan yang melibatkan pemrosesan visuoperseptual. Data historis dan kognitif lain dari pasien ini menunjukkan bahwa munculnya gejala dapat ditentukan oleh koeksistensi gangguan pemrosesan realitas yang lebih luas, yang berinteraksi dengan faktor kognitif dan psikogenik.
Jenis-Jenis Sindrom Misidentification
Dalam studi lain lima kasus DMS (Delusi Misidentification) dilaporkan dalam pengaturan skizofrenia paranoid, baik sebagai DMS tunggal atau kombinasi dari berbagai DMS, seperti Fregoli, Capgras, dan pluralisasi Clonal.
Kami juga meninjau dan mendiskusikan kasus DMS lain yang dilaporkan dalam literatur termasuk demografi, gangguan kejiwaan di mana mereka terjadi, kelainan neurologis yang mendasari dan respons mereka terhadap pengobatan Sindrom ini biasanya dianggap mencakup beberapa varian utama:
- Sindrom Capgras: Sindrom Capgras adalah khayalan bahwa penipu telah menggantikan teman dekat atau keluarganya, atau menganggap semua orang terdekatnya sebagai penipu. Dinamai setelah Joseph Capgras, seorang Prancis psikiater yang pertama kali menggambarkan gangguan ini dalam sebuah makalah, dia ditulis bersama dengan Reboul-Lachaux pada tahun 1923. Mereka menggunakan istilah l’illusion des sosies (ilusi ganda) untuk menggambarkan kasus seorang wanita yang mengeluh bahwa berbagai “ganda” telah menggantikan orang-orang yang dia tahu.
- Sindrom Fregoli adalah gangguan di mana seseorang meyakini orang telah mengubah dirinya atau menyamar. Kondisi ini dinamai aktor Italia Leopoldo Fregoli, yang terkenal karena kemampuannya untuk membuat perubahan cepat dalam penampilannya selama aksi panggungnya.
- Sindrom Intermetamorphosis: Intermetamorphosis adalah kepercayaan bahwa orang-orang di lingkungan bertukar identitas dengan masing-masing lain sambil mempertahankan penampilan yang sama.
- Ganda subjektif, dijelaskan oleh Christodoulou pada tahun 1978, adalah keyakinan bahwa ada seorang doppelgänger atau ganda dari dirinya sendiri yang melakukan tindakan mandiri.
- Sindrom Cotard gangguan di mana sesorang memegang keyakinan delusi bahwa mereka sudah mati (baik secara kiasan atau harfiah), membusuk, atau kehilangan darah atau bagian dalamn organnya. Dalam kasus yang jarang terjadi, itu dapat mencakup delusi keabadian.
- Sindrom teman delusi adalah keyakinan bahwa benda-benda (seperti mainan lunak) adalah makhluk hidup.
- Pluralisasi klonal diri di mana seseorang percaya ada banyak salinan dirinya, identik baik secara fisik maupun psikologis tetapi secara fisik terpisah dan berbeda.
Dalam studi lain, Bukti menunjukkan bahwa satu jenis delusi misidentification dapat berkembang menjadi tipe lain dan memerlukan pendekatan identifikasi dan terapi yang berbeda karena kemungkinan gangguan yang mendasarinya dan potensinya untuk perilaku, berbahaya
Sindrom Misidentifikasi Delusi jarang terjadi muncul secara independen dari patologi komorbiditas. Mereka dilaporkan berhubungan dengan psikiatri lainnya, gangguan pada 60% hingga 75% kasus pada penyakit organik. Psikiatri yang paling umum diagnosisnya adalah skizofrenia paranoid, gangguan skizoafektif dan gangguan bipolar.
20 tahun terakhir, laporan semakin menekankan etiologi berbagai kondisi yang telah ditemukan pada pasien dengan sindrom missidentifcation termasuk penyakit serebrovaskular, pasca trauma, ensefalopati, epilepsi lobus temporal, pasca- Parkinsonisme ensefalitis, ensefalitis virus, migrain, defisiensi vitamin B12, ensefalopati hepatik, hipotiroidisme, pseudoparatiroidisme, dan demensia.
Sindrom kesalahan identifikasi lebih sering terjadi pada perempuan (75%). Usia onset bervariasi dari 12 hingga 78, dengan rata-rata di awal 40-an. Pada sebagian besar pasien, onsetnya adalah setelah usia 30 tahun. Faktor keturunan psikosis dilaporkan hadir pada 50% pasien.
Menanggapi Fenomena Artis Figure
Kita tetap objektif, jika mereka ini memang sedang mengalami penyakit psikis atau taktik populeritas, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita komentari. Tapi ketika posisinya sebagai seorang yang cukup populer dengan cara terang-terangan, diliput media, menjadi berita menarik sepanjang hari, sesama pigure juga mendukung secara terbuka. Ada akibat yang mungkin tidak dipikirkan, ini mungkin opini yang terlalu emosional dari sainspedia team, anda juga bisa berkomentar, ketika diluar sana ada yang memiliki penyakit yang sama dan sedang berusaha, berjuang melawan keyakinan ini, menjadi mengalah dan menganggap ini mungkin adalah gaya baru yang tidak perlu dilawan lagi.
Jurnal Refrensi:
- The emergence of delusional companions in Alzheimer’s disease: an unusual misidentification syndrome. Michael F Shanks et al. Cogn Neuropsychiatry. 2002 Nov. Cogn Neuropsychiatry. 2002 Nov;7(4):317-28. doi: 10.1080/13546800244000021
- Prashant C Jariwala, Nilima D Shah, Kamlesh R Dave, Ritambhara Y Mehta. 2017. Delusional Misidentification Syndromes in Patients of Paranoid Schizophrenia: Case Series and Review. Medical College & Civil Hospital, Surat, Gujara
- Carolina A. Klein and Soniya Hirachan. 2014. The Masks of Identities: Who’s Who? Delusional Misidentification Syndromes. Journal of the American Academy of Psychiatry and the Law Online September 2014, 42 (3) 369-378
Tinggalkan komentar