Bagaimana kabar sobat saintist pada malam ini. Dalam postingan kali ini kita akan membahas mengenai rangkaian saklar transistor. Sebelumnya kita akan melakukan percobaan kecil untuk mengetahui bentuk dari rangkaian saklar transistor.
Percobaan ini ditunjukkan untuk mengetahui ukuran relatif arus basis dan arus kolektor pada transistor. Kita akan mencoba mencari ukuran kedua arus ini dengan cara melewatkannya ke beberapa buah lampu filamen. Semakin besar arus yang lewat, semakin teranglah nyala lampu.
Rangkaian saklar transistor |
S1 adalah sebuah saklar jenis push-to-make. Kedua terminal saklar ini disambungkan dan disolder ke ujung-ujung dua buah kabel berukuran pendek. Ujung-ujung lain dari kabel ini dikupas sehingga inti tembaganya dapat ditancapkan ke dalam lubang-lubang protoboard. LP1 dan LP2 adalah dua buah lampu yang identik satu sama lainnya, yang ditempatkan pada soket-soketnya. Q1 adalah sebuah transistor tipe BC548; namun hampir semua tipe yang lainnya dapat digunakan. Sebuah transistor BC548 memiliki konfigurasi kaki-kaki terminal seperti yang diperlihatkan oleh diagram pada postingan sebelumnya.
Ada beberapa langkah yang harus sobat lakukan:
- Pastikan bahwa kaki-kaki transistor ditancapkan ke dalam lubang-lubang yang benar pada protoboard.
- Sambungkan catu daya, apakah LP1 menyala?
- Tekan S1, apakah arus mengalir melewati LP1? Apakah arus mengalir melewati LP2?
- Pertahankan agar S1 tetap dalam keadaan tertekan dan lepaskan LP2 dari soketnya. Perhatikan apa yang terjadi pada LP1!!
Dari percobaan sederhana ini, apa yang dapat sobat jelaskan?? Sobat bisa ganti lampu filamen 6V dengan LED, tapi tegangan sumber diganti menjadi sekitar 2,5 V sampai 4,5 V, tergantung ukuran LEDnya.
Saklar Transistor
Percobaan di atas memperlihatkan salah satu dari dua kegunaan terpenting transistor Arus basis yang sangat kecil dapat mensaklarkan arus kolektor yang jauh lebih besar. Kita menyebut konfigurasi rangkaian semacam ini sebagai saklar transistor.
Sebagai contoh, kita dapat menggunakan arus kecil yang mengalir melewati sebuah sensor LDR untuk menyambungkan arus yang relatif lebih besar ke sebuah lampu filamen.
Berikut ini adalah rangkaian yang digunakan:
Rangkaian saklar transistor dengan sensor LDR |
Bagian sensor LDR di atas terdiri dari sebuah rangkaian pembagi tegangan yang dibentuk oleh resistor VR1 (ini merupakan resistor variabel/potensiometer) dan LDR. Sebuah resistor variabel digunakan agar penyambungan arus dapat diatur oleh tingkat-tingkat intensitas cahaya yang berbeda. Bagian saklar transistor terdiri dari resistor R1 dan transistor Q1. R1 akan membatasi besarnya arus yang diterima dari rangkaian pembagi tegangan. Arus menuju terminal kolektor Q1 datang via lampu LP1 dan besarnya sekitar 60 mA.
Ketika LDR berada di bawah penerangan ruangan yang normal, VR1 harus diatur sedemikian rupa sehingga cahaya LDR padam. Ketika LDR diletakkan di bawah bayang-bayang, nilai tahanannya akan semakin bertambah. Hal ini akan menyebabkan kenaikan tegangan pada LDR
Kenaikan tegangan pada LDR, akan menyebabkan kenaikan tegangan pada wiper VR1. Arus yang lebih besar akan mengalir menuju terminal basis Q1. Sebagai akibatnya, arus yang lebih besar juga akan mengalir melewati LP1 dan menuju terminal kolektor Q1, lampu akan menyala.
Rangkaian dan Sistem
Rangkaian saklar dalam percobaan di atas merupakan sebuah sistem tiga tahap:
LDR ===> Saklar transistor ==> Lampu
kita akan membuat beberapa sistem lainnya yang memiliki pola semacam ini.
Ini ada dua rangkaian yang mesti sobat coba biar lebih ngerti dan dapat menguasai materi ini. Percobaan ini dapat dibaca di bukunya Bishop halaman 68-69.
Semoga tulisan singkat tentang rangkaian saklar transistor ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan sobat saintist.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah….
Tinggalkan komentar