Evolusi Budaya – Enggan Menjalin Hubungan dengan Status dan mengasuhi Anak

Mahsun saleh S.Si

0 Comment

Link

Evolusi Budaya diartikan sebagai Perubahan budaya suatu masyarakat yang terjadi secara lambat, sehingga hampir dari generasi ke generasi tidak merasakan perubahan yang terjadi. 

Evolusi Budaya saat ini hampir menjadi semievolusi yag  dapat kita lihat dengan jelas polanya, hal ini yang paling mendorong adalah teknologi dan gaya modern. beberapa Budaya dan tradisi yang lahir ratusan tahu bahkan mungkin ribuan tahun kini sudah berubah.
Beberapa budaya yang mengalami perubahan seperti keingian memiliki seorang anak dan mengasuh
Korea selatan
Fenomena baru di Korea Selatan, keluarga yang baru menikah lebih memilih membesarkan hewan peliharaan ketimbang memiliki anak. (Jurnalist: Wiryono singgih). Berita ini aneh, tapi nyata. Saya pertama kali membacanya mengernyitkan dahi, apa yang sebenarnya mereka pikirkan dalam pernikahan? Alasannya adalah biaya membesarkan anak yang dinilai terlampau tinggi, hingga pasangan-pasangan muda di Korea Selatan lebih memilih untuk membesarkan anjing, atau kucing,  Ungkapnya.

Mereka membelikan baju, mengajak berkumpul ketika acara kumpul keluarga dan menguburkan layaknya manusia ketika peliharaan-peliharaan mereka mati. Fenomena ini bisa dikatakan sebagai trend baru, pergeseran sesuatu yang aneh di luar normal, dan diprediksi akan terus berlanjut menjadi normal yang baru di kemudian hari.
Jepang
Salah seorang menteri di Jepang perah mengkritik perempuan Jepang yang enggan melahirkan anak, atau lebih tepatnya pasangan-pasangan muda di Jepang yang tidak ingin memiliki anak. Yang memberikan dampak penurunan perkembangan penduduk negeri matahari terbit tersebut.
Alih-alih pasangan ini mengangguk untuk memiliki anak. Mereka justru mendemo dan menuding menteri tersebut melukai hati perempuan Jepang yang tidak bisa memiliki anak.
Gerakan-gerakan arah baru yang dulunya tidak normal saat ini dianggap menjadi sesuatu yang normal kan.
Indonesia
Lalu bagaimana di Indonesia? apakah perubahan seperti ini juga terjadi?
Mungkin tidak se-ekstrim Korea Selatan dan Jepang. Karena Indonesia didominasi dengan masyarakat yang kental budaya dan agama , Misalkan saja ungkapan ‘Banyak anak banyak rejeki’ menjadi suatu keyakinan yang kental.

Fenomena New Normal terjadi di Indonesia dalam bentuk yang berbeda. Khususnya di kota besar seperti Jakarta. Semisal berbagai tudingan untuk perempuan yang tak menikah hingga kepala 3 sebagai perawan tua sudah tak berlaku di Jakarta. Beberapa direksi di perusahaan saya misalnya (singgih:Media) . Ada dua orang direksi kepala empat yang belum menikah. Dan itu dianggap sebagai sebuah prestasi. Tapi yang ini masih di tataran kota besar.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar