Bagaimana cincin Saturnus terbentuk?

admin

0 Comment

Link
Penelitian NASA baru menegaskan bahwa saturnus kehilangan cincin ikoniknya pada tingkat maksimum , cincin ersebut ditarik ke saturnus oleh gravitasi sebagai hujan partikel es yang berdebu dibawah pengaruh medan magnet saturnus ,  penelitian yang merupakan hasil dari pengamatan Voyager 1  dan 2.
Penelitian tersebut  meninggalkan pertanyaan besar bagi ilmuan  apakah cincin tersebut merupakan bagian dari saturnus atau hanya menempel dan dapat menghilang suatu ketika ?
Pnegamatan yang dilakukan pada waktu tersebut , bahwa “Hujan Cincin” yang terjadi menguras sejumlah partikel air dalam jumlah yang dapat mengisis kolam renang ukuran olimpiade dalam waktu setengah jam , kata james O’Donughue dari NASA Goddard Space Flight center di Greenbelt , Maryland. Sehingga seluruh system cincin saturnus akan hilang dalam 300 juta tahun  , berdasarkan pengamatan terukur cassini  cincin saturnus terdeteksi jatuh ke khatulistiwa saturnus  dan diperkirakan memiliki kurang dari 100 juta tahun untuk hidup . studi yang terbit di Icarus 17 desember 2018.
Penelitian terbaru ini mendukung sekenario terakhir  bahwa umur mereka tidak mungkin lebih tua dari 100 tahun , karena akan memakan waktu selama itu untuk C-ring menjadi seperti yang sekarang ini dengan asumsi bahwa itu pernah sepadat B-ring. Dan jika cincin bersifat sementara  , mungkin saat ini kita akan melewatkan melihat cincin raksasa Jupiter , Uranus dan Neptunus yang memiliki lapisan cincin atau ikal tipis saat ini yang belum terbentuk sempurna seperti cincin saturnus . ungkap O’Donoghue peneliti.
Berbagai teori telah diusulkan tentang cincin saturnus , petunjuk pertama mengenai cincin saturnus berasal dari pengamatan Vayoger tentang fenomena cincin saturnus , variasi aneh di atmosfer atas bermuatan listrik saturnus (iononsfer)  variasi kepadatan cincin saturnus dan trio pita gelap sempit yang melingkari pelanet di lintang tengah utara . titik atau band-band gelap muncul dalam gambar atmosfer atas (stratosfer) saturnus yang didapat dalam misi Vayogar 2 NASA pada tahun 1981.
Pada tahun 186 Jack Connerney dari NASA Goddard menerbitkan sebuah makalah dalam Geophysical Research Letters yang menghubungkan pita-pita gelap yang sempit tersebut dengan bentuk medan magnet saturnus yang sangat besar , mengusulkan bahwa partikel-partikel es bermuatan listrik dari cincin saturnus mengalir ke bawah garis-garis medan magnet yang tak tampak , membuang air di atmosfer bagian atas saturnus membuat garis-garis muncul dari pelanet ini .
Cincin sturnus sebagian besar adalah potongan es air yang ukurannya mulai dari butiran debu mikroskopis hingga bebatuan beberapa meter melintang. Partikel –pertikel tersebut yang membentuk cincin mengintari saaturnus  terperangkap dalam tindakan penyeimbangan antara gravitasi saturnus yang ingin menarik mereka kembali kepelanet , disisi lain kecepatan orbital mereka yang ingin melemparkan mereka ke luar angkasa . 
Partikel kecil cincin saturnus dapat bermuatan listrik oleh sinar ultraviolet dari sinar matahari atau oleh awan plasma yang berasal dari pengeboman mikrometeroid pada cincin , ketika itu terjadi partikel pertikel tersebut dapat merasakan tarikan medan magnet saturnus . Dibebrapa bagian cincin saturnus , setelah diisi keseimbangan kekuatan pada partikel-partikel ini berubah secara dramatis , dan gravitasi saturnus menarik mereka di sepanjang garis medan magnet ke atmosfer atas.
Sesampai di atmosfer atas  partikel cincin es menguap dan air dapat bereaksi secara kimia dengan ionosfer saturnus. Salah satu hasil dari reaksi tersebut adlah peningkatan umur partikel bermuatan listrik yang disebut ion H3+ , yang terdiri dari tiga proton dan dua electron . Ketika diberi energy oleh sinar matahari , ion H3+ bersinar dalam cahaya inframerah yang teramati oleh O’Donoghue dengan instrument khusus yang ditambahkan pada teleskop Keck di Mauna kea , Hawaii.

Journal Reference :

1. James O’Donoghue, Luke Moore, Jack Connerney, Henrik Melin, Tom Stallard, Steve Miller, Kevin H. Baines. Observations of the chemical and thermal response of ‘ring rain’ on Saturn’s ionosphere. Icarus , 2018; DOI: 10.1016/j.icarus.2018.10.027

Source: dailyscience

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar