3 Ruang Lingkup Ilmu Geografi, Objek Studi dan Pendekatan Penelitian Geografi

Mahsun saleh S.Si

0 Comment

Link

Ruang lingkup ilmu geografi secara umum adalah kajian dari ilmu geografi, yang meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya. 3 Ruang Lingkup Ilmu Geografi, Objek Studi dan Pendekatan Penelitian Geografi.

Baca juga: Difinisi geografi menurut para ahli

Ruang lingkup ilmu geografi

Berikut ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu:

  1. Kajian terhadap wilayah (region).
  2. Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah.
  3. Persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya.

Kenyataan yang ada sekarang ini, ketiga ruang lingkup ilmu geografi tersebut telah terintegrasi pada suatu analisis wilayah (region). Alasannya, karena analisis suatu wilayah pada hakikatnya adalah kajian yang komprehensif dan terpadu antara unsur-unsur yang ada di wilayah tersebut, seperti unsur lokasi, fisik, sosial juga interaksi dan interrelasi antarunsur.

Skema ruang lingkup studi ilmu geografi

Objek Studi Geografi

Objek studi geografi adalah bahasan yang menjadi topik dalam 3 ruang lingkup ilmu geografi.

Berikut pengelompokan Objek geografi, yaitu:

1. Objek Material

Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi dan objek yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:

  • Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
  • Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang dikenal sebagai troposfer.
  • Hidrosfer (lapisan air), baik yang berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
  • Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas bukan sebagai individu.
  • Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.

Jadi secara nyata objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.

2. Objek Formal

Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap suatu gejala di muka bumi, baik yang sifatnya fisik maupun sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan  (spasial). Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai di mana gejala itu terjadi, dan mengapa gejala itu terjadi di tempat tersebut. Di sini ilmu geografi diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut.

  • Apa  (what), berkaitan dengan struktur, pola, fungsi dan proses gejala atau kejadian di permukaan bumi.
  • Di mana (where), berkaitan dengan tempat atau letak suatu objek geografi di permukaan bumi.
  • Berapa (how much/many), berkaitan dengan hal-hal yang menyatakan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu) suatu objek geografi dalam bentuk angka-angka.
  • Mengapa  (why), berkaitan dengan rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau interaksi dan interdependensi suatu gejala, peristiwa, dan motivasi manusia.
  • Bagaimana  (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses gejala dan peristiwa.
  • Kapan  (when), berkaitan dengan waktu kejadian yang berlangsung, baik waktu yang lampau, sekarang, maupun yang akan datang.
  • Siapa (who), berkaitan dengan subjek atau pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.

Contoh penerapan objek ruang lingkup geografi

Sebagai contoh suatu daerah yang mengalami kekeringan. Dalam memandang peristiwa ini pertanyaan yang harus dijawab seperti berikut.
1) Apa (what), yang terjadi?
Jawab: kekeringan.
2) Di mana (where) kekeringan itu terjadi?
Jawab: di Kabupaten Gunung Kidul.
3) Berapa (how much/many) banyak air yang masih bisa dimanfaatkan?
Jawab: bila dalam keadaan normal, debit sungai mencapai 1 L/S, namun saat kemarau panjang sama sekali tidak ada debit.
4) Mengapa (why) kekeringan itu bisa terjadi?
Jawab: karena pengaruh iklim dan faktor litologi penyusun di kawasan tersebut.
5) Bagaimana (how) kekeringan itu berlangsung?
Jawab: kekeringan melanda seluruh kawasan batu gamping di wilayah gunung kidul, hal ini ditandai dengan mengeringnya sumur-sumur penduduk, sungai, dan telaga atau sumber mata air yang ada.
6) Kapan (when) kekeringan itu terjadi?
Jawab: terutama pada musim kemarau tiba (April – Oktober).
7) Siapa (who) yang harus terlibat dalam mengatasi kekeringan tersebut?
Jawab: seluruh lapisan masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, dan pemerintah pusat.

Pendekatan Penelitian Geografi

Dalam geografi terpadu, para ahli geografi tidak hanya memfokuskan kajiannya pada objek material, tetapi lebih menekankan pada sudut pandang keilmuannya. Menurut Peter Hagget untuk menemukan masalah geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah.

1. Pendekatan Keruangan

Fenomena geografi berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Tugas para ahli geografi adalah menjawab pertanyaan mengapa pola keruangan dari fenomena geografi tersebut terstruktur seperti itu, dan bagaimana terjadinya  (spatial process).

Berdasarkan perbedaan ini timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang dan jasa. Tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Misal, contoh konkret penggunaan pendekatan keruangan untuk mengkaji antara tingkat kemiringan lereng, jenis tanah, dan vegetasi dengan terjadinya erosi.

Kemiringan lereng bentuk kajian pendekatan keruangan

2 Pendekatan Ekologi

Analisis ekologi memandang rangkaian fenomena dalam satu kesatuan ruang. Fenomena geografi membentuk suatu rangkaian yang saling berkaitan di dalam sebuah sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya. Memang benar bahwa tanpa manusia pun proses alam tetap berlangsung dalam keseimbangan yang serasi. Justru dengan campur tangan manusia maka keseimbangan kadang-kadang menjadi terganggu dan bahkan sampai ke tingkat yang mengkhawatirkan.

Tidak mengherankan bahwa banyak di antara para ahli geografi memasukkan analisis ekologi sebagai salah satu analisis geografi yang penting di samping analisis geografi lainnya. Analisis ekologi ini banyak digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi, pengelolaan DAS, serta pengelolaan lingkungan dan sumber daya. Kelemahan analisis ekologi terletak pada kekuatan perumusan yang lebih kecil dibanding dengan analisis keruangan. Sebagai akibatnya, kekuatan untuk membuahkan teori pun lebih kecil pula dan keunggulannya terletak pada fokus yang lebih besar terhadap masalah lingkungan.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah

Terakhir adalah Analisis kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Kelemahan dalam analisis kompleks wilayah adalah kurang jelasnya struktur serta fokus yang berorientasi pada masalah. Namun, Keunggulannya terletak pada fungsinya sebagai sintesis yang memungkinkan pemahaman secara holistik dan komprehensif atas wilayah.

Hal ini sangat diperlukan di dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya. Pendekatan kompleks wilayah sebagai salah satu analisis geografi antara lain dikemukakan oleh Hartshorne (1939), Luckermann (1964), Broek (1965), Mitchell (1979), dan Hagget (1983).

Demikian artikel tentang 3 Ruang Lingkup Ilmu Geografi, Objek Studi dan Pendekatan Penelitian Geografi. Semoga bermanfaat!

Oleh Ahmad Taqiani

(Geografi SMA Kelas X, Danang Endarto dkk, 2009, Hal.5-10)

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar