Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Penentuan bilangan penyabunan (Saponifikasi)
Minyak dan lemak dapat hidrolisis dengan suatu basa alkali membentuk sabun. Jika lemak diolah dengan larutan natrium hidroksida pekat akan dihasilkan gliserol dan garam dari asam lemak atau sabun proses ini dinamakan saponifikasi atau penyabunan (Budiyanto, 2004).
Baca juga: Penentuan Bilangan Asam
Bilangan penyabunan merupakan metode ukur untuk menentukan panjang pendeknya rantai asam lemak yang berhubungan dengan massa molekul minyak. semakin panjang rantai asam lemak massa molekul asam lemak tersebut semakin besar artinya proporsi molar gugus karboksilat yang akan bereaksi dengan basa akan semakin kecil (Mahsun, 2019).
Angka penyabunan berguna untuk penentuan berat molekul minyak secara kasar, minyak kelapa murni yang mengandung asam lemak dengan rantai atom C pendek (≤ C8) relatif mempunyai berat molekul kecil dan memiliki angka penyabunan relatif besar (Herlina, 2002).
Konsep Bilangan Penyabunan
Satu molekul minyak atau lemak akan bereaksi dengan satu molekul KOH yang berarti 3 molekul minyak atau lemak dari trigliserida akan bereaksi dengan 3 molekul KOH. Dan untuk mengetahui larutan KOH yang tidak bereaksi dengan asam lemak trigliserida ataupun lemak bebas ditentukan dengan titrasi menggunakan HCl yang membentuk reaksi KCl dan H20 dengan sumsi bahwa jumlah KOH yang bereaksi degen HCl adalah sebanding.
Jadi untuk menentukan besarnya nilai sisa maka perlu mengetahui total dari molekul KOH yang terpakai. Maka dilakukan pengujian yang sama tanpa sampel minyak atau yang disebut titrasi blanko, hasil dari titrasi blanko disebut sebagai jumlah total dari KOH.
Untuk mengetahui jumlah molekul KOH yang digunakan untuk bereaksi dalam reaksi penyabunan (Saponifikasi) maka jumlah total molekul KOH dikurangi jumlah sisa KOH yang tidak bereaksi dalam reaksi penyabunan.
Metode penentuan bilanagan penyabunan atau reaksi saponifikasi
- Masukkan ebanyak 2 g sampel minyak kedalam labu bulat 250 mL.
- Kemudian tambahkan secara perlahan-lahan 12.5 mLÂ KOH 0.5 N.
- Selanjutnya, hubungkan labu bulat dengan pendingin balik, lalu didihkan sampai semua sampel tersabunkan dengan sempurna, yaitu jika butiran minyak tidak terlihat lagi.Â
- Dinginkan Larutan, kemudian lakukan titrasi dengan HCl 0.5 N dengan indicator fenolftalein 1% sampai warna merah jambu menghilang.
- Bandingkan Hasil titrasi ini dengan hasil titrasi blanko untuk mendapatkan angka penyabunan, yang merupakan selisih antara jumlah titrasi sampel, dengan jumlah titrasi blanko (Mahsun, 2019).
Rumus Angka Penyabunan = (A-B) x Nx 56,1/gr sampel
Keterangan:
A = jumlah mL HCl 0.5 N untuk titrasi blanko
B = jumlah mL HCl 0.5 N untuk titrasi sampel
N = normalitas larutan KOH 0.5 N
56.1 = berat ekivalen KOH
Biasanya digunakan KOH:Alkoholis dengan tujuan melarutkan gliserol dan sabun. Akan tetapi KOH sendiri dalam reaksi saponifikasi menghasilkan sabun lembek atau larut, berbeda dengan NaOH yang menghasilkan sabun keras.
Contoh Penentuan bilangan penyabunan:
Jumlah titrasi (ml) untuk titrasi blanko adalah10.3 ml
Jumlah titrasi sampel 1.5 ml
Bilangan penyabunan  =  (A-B) x Nx 56,1/gr sampel= 246.84
Catatan penting:
Jika jumlah bilangan penyabunan besar berarti jumlah KOH yang digunakan dalam penyabunan asam lemak sedikit, yang berarti molekul asam lemak tidak terlalu besar atau rantai karbon yang tidak terlalu panjang.
Faktor yang mempengaruhi Nilai Bilangan Penyabunan
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai bilangan penyabunan adalah kemurnian. Minyak murni akan memiliki nilai bilangan penyabunan yang bergantung pada asam lemak trigliserida, sedangkan minyak yang tidak murni nilai bilangan penyabunannya akan bergantung pada semua asam lemak dalam minyak termasuk asam lemak bebas.
Untuk meyakinkan hasil dari bilangan penyabunan, hendaknya menguji bilangan penyabunan minyak sebelum direaksikan juga untuk jadi bahan perbandingan setelah minyak dimurnikan.
Tinggalkan komentar