Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) yang terbentuk dari peristiwa fotosintesis pada tumbuhan. Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, dan laktosa mempunyai sifat mereduksi. Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton bebas dan gugus –OH bebas (Daud, 2012).
Penentuan kadar karbohidrat terdiri dari beberapa metode yaitu metode Enzimatis (Glukosa Oksidase dan Heksokinase), metode Fisika (Refraktometri), dan metode Kimia (Titrasi, Cara Luff Schoorl, dan Spektrofotometri).
Metode Uji Kadar Karbohidrat Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS (Spektrofotometer UV-Vis, Metode Apriantono, 1988)
- Ditimbang sampel sebanyak 1 gram dalam gelas kimia 250 mL.
- Ditambahkan 10 mL aquadest kemudian diaduk.
- Ditambahkan 13 mL HCIO, 52% kemudian diaduk selama 20 menit dengan pengaduk jenis dengan penutup gelas kimia dan aluminium foil.
- Tambahkan 100 mL aquadest, kemudian disaring kedalam labu takar 250 mL dan diencerkan hingga tanda batas.
- Buat larutan standar glukosa dengan konsentrasi (20,40,60,80 dan 90 ppm). Ambil 1 mL larutan standar beberapa variasi konsentrasi, tambahkan Fenol 5% sebanyak 1 mL kemudian dikocok.
- Tambahkan dengan cepat HSO, pekatkan sehanyak 5 mL dengan merendam wadah dalam air, kemudian didiamkan selama 10 menit.
- Ukur absorbansi pada panjang gelombang 490 nm (untuk membuat kurva regresi standar).
- Beri perlakuan yang sama pada sampel (bisa diulang 2x(Duplo).
Penjelasannya:
Kadar karbohidrat diukur dengan menggunakan metode fenol sulfat. Prinsip dari metode ini adalah gula sederhana dan oligosakarida dapat bereaksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna jingga kekuningan yang stabil.
Namun terlebih dahulu melakukan ekstraksi sampel dengan menggunakan asam perklorat 52% yang dapat menghidrolisis pati dan melarutkan gula-gula yang ada pada sampel (Apriantono, 1988).
Setelah diperoleh ekstrak sampel, dilakukan pembuatan larutan standar glukosa dengan menambahkan larutan fenol 5% dan asam sulfat pekat. Warna larutan standar glukosa berubah dari tak berwarna menjadi warna jingga kekuningan. Hal ini terjadi karena asam sulfat pekat ketika direaksikan dengan fenol dan glukosa menghasilkan panas yang menyebabkan glukosa terhidrasi menjadi senyawa hidroksimetil furfural. Senyawa ini ketika bereaksi dengan fenol akan menghasilkan warna jingga kekuningan (Amalia & Sartika, 2014)
Untuk sampel dilakukan hal yang sama seperti pada larutan standar yang menghasilkan warna jingga kekuningan. Kemudian melakukan pengukuran absorban larutan glukosa standar pada konsentrasi 0, 20, 40, 60, 80 dan 90 ppm pada panjang gelombang 490 nm. Hal ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi sampel dengan menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari pengukuran absorbansi larutan standar, misalnya adalah Y= 0,016x +0,047. Tahap berikutnya adalah pengukuran absorban sampel yang dilakukan sebanyak dua kali perlakuan. Dengan menggunakan persamaan regresi standar maka dapat ditentukan konsentrasi sampel dan kadar karbohidrat, dapat dilakukan menggunakan excel.
Faktor Perkalian atau faktor konversi (Fk) Beberapa Bahan Pangan. (Sudarmadji,dkk, 2003).
Tinggalkan komentar