Apa yang Mendorong Manusia Saling Tolong Menolong

Mahsun saleh S.Si

0 Comment

Link

Apa yang Mendorong Manusia Saling Tolong Menolong. Di negara-negara dengan tingkat disiplin tinggi lebih banyak mengalami stress daripada negara dengan toleransi tinggi. Aturan yang mengekang sampai titik non empati, seringkali mengalami benturan dalam kelangsungan hidup.

Inilah mengapa manusia menjadi mahluk yang sangat sosial. Sainspedia secara sadar berpendapat, mungkin paradaban manusia akan hilang dalam sehari jika manusia tidak saling tolong menolong!.

Bukankan hampir sebagian aktivitas kita terkait dengan orang lain, secara sadar ataupun tak sadar.

Baca juga: Mengapa Kita Ikut Menangis saat Melihat Orang Lain Menangis?

Studi penelitian

Sebuah studi penelitian oleh para peneliti dari UCLA, Australia, Ekuador, Jerman, Belanda, dan Inggris menemukan bahwa   orang saling membantu setiap 2 menit sekali. Para peneliti, yang meneliti perilaku di kota dan daerah pedesaan di beberapa negara berbeda, mengungkapkan bahwa orang lebih sering memenuhi permintaan bantuan kecil ini daripada menolaknya. Temuan menunjukkan bahwa orang-orang dari semua budaya memiliki perilaku kooperatif yang lebih mirip daripada penelitian sebelumnya.

Kecenderungan manusia untuk membantu orang lain saat dibutuhkan dan untuk menjelaskan kapan bantuan tersebut tidak dapat diberikan. Melampaui perbedaan budaya, menunjukkan bahwa, jauh di lubuk hati, orang-orang dari semua budaya memiliki perilaku kerja sama yang lebih mirip daripada penelitian sebelumnya.

Temuan ini membantu memecahkan teka-teki hasil penelitian antropologi dan ekonomi sebelumnya. Yang menekankan variasi dalam aturan dan norma yang mengatur kerja sama. Misalnya, sementara pemburu paus di Lamalera, Indonesia, mengikuti aturan yang ditetapkan tentang cara berbagi tangkapan besar. Pemburu Hadza di Tanzania lebih banyak berbagi makanan karena takut menimbulkan gosip negatif. Di Kenya, penduduk desa Orma yang lebih kaya diharapkan membayar barang publik seperti proyek jalan. Penduduk desa Gnau yang kaya di Papua Nugini, sebaliknya, akan menolak tawaran semacam itu karena menimbulkan kewajiban yang canggung untuk membalas tetangga mereka yang lebih miskin.

“Perbedaan budaya seperti ini telah menciptakan teka-teki untuk memahami kerja sama dan saling membantu di antara manusia,” kata Rossi, penulis utama makalah tersebut.

Alasan manusia saling tolong menolong

Apakah keputusan kita tentang berbagi dan membantu terbentuk oleh budaya tempat kita tumbuh? Atau apakah manusia pada dasarnya murah hati dan suka memberi?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menganalisis lebih dari 40 jam rekaman video dari kehidupan sehari-hari yang melibatkan lebih dari 350 orang di lokasi yang beragam secara geografis, bahasa dan budaya kota-kota di Inggris, Italia, Polandia dan Rusia, dan pedesaan di Ekuador, Ghana, Laos dan Aborigin Australia.

Analisis berfokus pada urutan di mana satu orang mengirim sinyal untuk meminta bantuan, seperti meminta secara langsung atau tampak berjuang dengan tugas, dan orang lain merespons. Penulis mengidentifikasi lebih dari 1.000 permintaan semacam itu, yang terjadi rata-rata sekali setiap dua menit.

Hasilnya; Rata-rata tingkat penolakan (10%) dan pengabaian (11%) jauh lebih rendah dari rata-rata tingkat kepatuhan (79%). Preferensi kepatuhan hadir di semua budaya dan tidak terpengaruh oleh apakah interaksi itu antara anggota keluarga atau non-keluarga. Orang membantu tanpa penjelasan, tetapi ketika mereka menolak, 74% dari waktu mereka memberikan alasan yang jelas. Itu menunjukkan bahwa sementara orang menolak membantu hanya untuk alasan yang baik, mereka memberikan bantuan tanpa syarat, tanpa perlu menjelaskan mengapa mereka melakukannya.

Temuan menunjukkan bahwa membantu adalah refleks yang tertanam dalam spesies manusia, kata Rossi. “Sementara variasi budaya ikut bermain untuk acara-acara khusus dan pertukaran biaya tinggi. Ketika kita memperbesar interaksi sosial tingkat mikro, perbedaan budaya sebagian besar hilang, dan kecenderungan spesies kita untuk memberikan bantuan menjadi terlihat secara universal. 

Demikian artikel tentang Apa yang Mendorong Manusia Saling Tolong Menolong. Semoga bermanfaat!

Jurnal Referensi:

Giovanni Rossi, Mark Dingemanse, Julija Baranova, Joe Blythe, Simeon Floyd, Kobin H. Kendrick, Jörg Zinken, N. J. Enfield. Shared cross-cultural principles underlie human prosocial behavior at the smallest scale. Scientific Reports, 2023; 13 (1) DOI: 10.1038/s41598-023-30580-5

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar