MENGGUNAKAN OSILOSKOP
19 Osiloskop Dua Kanal
Seringkali orang perlu melakukan pengukuran dua sinyal AC yang
berbeda dalam waktu yang sama. Misalnya kanal-1 mengukur sinyal input dan
kanal-2 mengukur sinyal output secara bersamaan, maka osiloskop dua kanal mampu
menampilkan dua sinyal dalam waktu bersamaan dalam satu layar.
Blok diagram osiloskop dua kanal Gambar 35 (untuk melihat gambar silahkan unduh filenya di bawah) mempunyai
sebuah sistem pembangkit sinar (electron gun). Dua sinyal input dapat
dimasukkan melalui kanal-1 dan kanal-2 (masingmasing penguat-Y). Pengaktifan
kedua penguat-Y tersebut dipilih secara elektronik, melalui frekuensi yang
berbeda untuk tiap kanal. Kedua sinyal input tersebut akan masuk melalui satu
elektron-gun secara bergantian lalu ditampilkan pada CRT. Jika sinyal input
mempunyai frekuensi rendah, maka sakelar elektronik akan mengaturnya pada
frekuensi tinggi. Sebaliknya, jika input sinyal mempunyai frekuensi tinggi,
maka sakelar elektronik akan mengaturnya pada frekuensi yang lebih rendah.
Tampilan sapuan ganda (dual-trace) dari electron beam tunggal dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu chop time sharing dan alternate time sharing. Pemilihan kanal dilakukan oleh multivibrator yang akan mengoperasikan sakelar elektronik secara otomatis.
20 Osiloskop Digital
Blok diagram osiloskop digital (Gambar 36) semua sinyal
analog akan digitalisasi. Osiloskop digital, misalnya storage osciloscope terdiri
dari:
•
ADC (Analog-to-Digital Converter)
•
DAC (Digital-to-Analog Converter)
• Penyimpan Elektronik
• Penyimpan Elektronik
Pada osiloskop jenis ini, semua data yang akan ditampilkan
disimpan di dalam RAM. Sinyal analog akan dicuplik (sampling), lalu
dikuantisasi oleh ADC, yaitu diberi nilai (biner) sesuai dengan besarnya
amplitudo tersampling (Gambar 37). Nilai ini dapat ditampilkan kembali
secara langsung pada layar CRT atau monitor PC melalui kabel penghubung RS-232.
Perbedaan antara osiloskop analog dan digital hanya pada pemproses sinyal ADC.
Pengarah pancaran elektron pada osiloskop ini sama dengan pengarah pancaran
elektron pada osiloskop
analog. Osiloskop digital ada yang dilengkapi dengan perangkat lunak matematik untuk
analisis sinyal atau printer.
21 Pengukuran dengan Osiloskop
Berikut ini diberikan ilustrasi pengukuran dengan menggunakan
osiloskop meliputi:
1.
pengukuran tegangan DC,
2.
mengukur tegangan AC, periode, dan frekuensi,
3.
mengukur arus listrik AC,
4.
pengukuran beda phasa tegangan dengan arus listrik AC, dan
5. pengukuran sudut
penyalaan thyristor.
1. Mengukur Tegangan DC,
Tahanan R1 dan R2 berfungsi sebagai pembagi tegangan. Ground
osiloskop dihubung kan ke negatip catu daya DC. Probe kanal-1 dihubungkan ujung
sambungan R1 dengan R2. Tegangan searah diukur pada mode DC.
Misalnya:
VDC
= 5V/div. 3div = 15 V
Bentuk
tegangan DC merupakan garis tebal lurus pada layar CRT. Tegangan terukur diukur
dari garis nol ke garis horizontal DC.
2. Mengukur Tegangan AC, periode T, dan frekuensi F
Trafo digunakan untuk mengisolasi antara listrik yang diukur
dengan listrik pada osiloskop. Jika menggunakan listrik PLN maka frekuensinya 50
Hz.
Misalnya: Vp = 2V/div · 3 div =
6 V
Vrms
= 6 2
V = 4,2 V
T
= 2ms/div · 10 div = 20 ms
f
= 1/T = 1/20ms = 50 Hz
Tegangan
AC berbentuk sinusoida dengan tinggi U dan lebar periodenya T. Besarnya
tegangan 6 V dan periodenya 20 milidetik dan frekuensinya 50 Hz.
3. Mengukur Arus Listrik AC
Pada dasarnya osiloskop hanya mengukur tegangan. untuk mengukur
arus dilakukan secara tidak langsung dengan R = 1W untuk mengukur drop tegangan.
Misalnya:
Vp
= 50 mV/div · 3div = 150 mV = 0,15 V
Vrms
= 0,15 2
V= 0,1 V
I
= Vrms/R = 0,1V / 1Ω = 0,1 A 8-26
Bentuk
sinyal arus yang melalui resistor R adalah sinusoida menyerupai tegangan. Pada
beban resistor sinyal tegangan dan sinyal arus akan sephasa.
Beda phasa dapat diukur dengan rangkaian C1 dan R1. Tegangan U1 menampakkan tegangan catu dari generator AC. Tegangan U2 dibagi dengan nilai resistor R1 representasi dari arus listrik AC. Pergeseran phasa U1 dengan U2 sebesar Dx.
Misalnya: ϕ = Δx .
3600/XT = 2 div . 3600/8 div = 900
Tampilan
sinyal sinusoida tegangan U1 (tegangan catu daya) dan tegangan U2 (jika dibagi
dengan R1, representasi dari arus AC). Pergeseran phasa antara tegangan dan
arus
sebesar ϕ =900
5. Mengukur Sudut Penyalaan TRIAC
Triac merupakan komponen elektronika daya yang dapat memotong
sinyal sinusoida pada sisi positip dan negatif. Trafo digunakan untuk isolasi
tegangan Triac dengan tegangan catu daya osiloskop. Dengan mengatur sudut
penyalaan triger α maka nyala lampu dimmer dapat diatur dari paling terang
menjadi redup.
Misalnya:
α
= Δx · 3600/XT
=
(1 div. 360%) : 7
= 5 V
22 Metode Lissajous
Dua
sinyal dapat diukur beda phasanya dengan memanfaatkan input vertikal (kanal Y)
dan horizontal (kanal-X). Dengan menggunakan osiloskop dua kanal dapat ditampilkan
beda phasa yang dikenal dengan metode Lissajous.
a. Beda phasa 00
atau 3600.
b. Beda phasa 900 atau 2700
Sinyal vertikal berupa sinyal sinusoida. Sinyal horizontal yang
berbeda phasa 900 atau
2700
dimasukkan. Hasil paduan yang tampil pada layar CRT adalah garis bulat (Gambar
44). Pengukuran X-Y juga dapat digunakan untuk mengukur
frekuensi yang tidak diketahui.
Misalnya
sinyal referensi dimasukkan ke input horizontal dan sinyal lainnya ke input
vertikal.
fv
= frekuensi yang tidak diketahui
fR
= frekuensi referensi
Nv
= jumlah lup frekuensi yang tidak diketahui
NR
= jumlah lup frekuensi referensi
Contoh
Gambar 45 (c). Misalnya frekuensi referensi = 3 kHz, maka fV = 3. (2/3)
kHz = 2 kHz
=================
Untuk lebih jelasnya beserta gambarnya, Unduh filenya di sini.
MENGGUNAKAN OSILOSKOP
Baca Juga Tentang: Alat Ukur dan Perhitungannya
//Anda
baru saja telah membaca artikel tentang MENGGUNAKAN OSILOSKOP, jika ada yang keliru, tanggapan, kritik dan saran
silahkan isi di kolom komentar.//
Post a comment for "MENGGUNAKAN OSILOSKOP"